Essay Pendidikan Karakter Kurikulum 2013

Indonesia memiliki beribu pulau mulai dari sabang sampai merauke. Tercatat Indonesia memiliki pulau sebanyak 17.504, terdiri dari 7.870 pulau yang bernama, dan 9.634 pulau yang tidak mempunyai nama. Banyaknya pulau ini membuat pemerintah pusat kesulitan untuk menyamaratakan pendidikan di Indonesia, alasannya tidak lain karena sulitnya akses untuk masuk ke daerah pulau terluar, dan juga tidak adanya akses listrik dan internet di daerah tersebut.
Jika kita mengingat kembali sejarah bangsa Indonesia, kita mengetahui generasi 1990 an yang merupakan pelopor kebangkitan nasional dengan berdirinya Boedi Utomo. Organisasi pertama yang bersifat nasional ini selain mengemban misi untuk memperjuangkan kemerdekaan, organisasi ini juga mengemban misi untuk memperjuangkan hak rakyat mengenyam pendidikan yang layak. Hal ini dilihat dari butir tujuan pertama didirikannya organisasi Boedi Utomo adalah untuk memajukan pengajaran.
Pendidikan merupakan faktor penting bagi kehidupan manusia. Dengan pendidikan, manusia akan memiliki bekal untuk membantu hidupnya dan membangun negara. Pendidikan bisa berupa pendidikan formal dan pendidikan non formal. Manusia mendapatkan pendidikan formal dari suatu lembaga pembelajaran atau sekolah, sedangkan pendidikan non formal di dapatkan dari kehidupan sehari-hari seperti sopan santun, sikap dalam bermasyarakat. Walaupun dari sumber berbeda, kedua pendidikan tersebut saling berhubungan dan mempengaruhi satu sama lain.
Pada pendidikan formal, sistem pendidikan di Indonesia secara umum masih dititik beratkan pada perkembangan intelektual atau kognitif dan kurang memperhatikan aspek afektif, sehingga hanya terbentuk generasi yang pintar, tetapi tidak memiliki karakter yang dibutuhkan bangsa. Hal ini dapat dilihat dari orientasi sekolah yang masih disibukkan dengan ujian, mulai dari ujian mid, ujian akhir, hingga ujian nasional. Ditambah latihan-latihan soal harian dan pekerjaan rumah untuk memecahkan pertanyaan dibuku pelajaran yang biasanya tak relevan dengan kehidupan  sehari-hari.
Sehubungan dengan itu, sebaiknya para pengambil kebijakan, para pendidik, orang tua dan masyarakat senantiasa memperkaya persepsi ukuran keberhasilan tidak hanya dilihat dari prestasi angka atau prestasi mendapatkan pekerjaan. Hendaknyalah institusi sekolah menjadi tempat yang senantiasa menciptakan pengalaman-pengalaman bagi siswa untuk membangun dan membentuk karater unggul penerus bangsa.
Inidvidu yang berkarakter unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa, dan negara dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan disertai dengan kesadaran, emosi, dan motivasinya (perasaan). Selain itu, karakter unggul berarti individu memiliki pengetahuan tentang potensi dirinya, kepribadian, budi pekerti, perilaku, sifat, watak, dan personalitas, serta mampu bertindak sesuai dengan potensi dan kesadarannya tersebut.
Pada pendidikan formal, pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk pribadi anak agar menjadi manusia, warga masyarakat, warga negara yang baik bagi suatu bangsa. Oleh karena itu, hakikat dari pendidikan karakter dalam konsep pendidikan Indonesia adalah pendidikan nilai, yakni pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, dalam rangka membina kepribadian generasi muda.
Ki Hajar Dewantara mengemukakan beberapa konsep pendidikan, salah satunya adalah tringgo (ngerti, ngroso, nglakoni). Beliau mengartikan pendidikan sebagai daya upaya memajukan budi perkerti, pikiran serta jasmani anak, agar dapat memajukan kesempurnaan. beliau mengingatkan, bahwa terhadap segala ajaran hidup, cita-cita hidup yang kita anut diperlukan pengertian, kesadaran, dan kesungguhan pelaksanaanya. Tahu dan mengerti saja tidak cukup, kalau tidak merasakan dan melakukan. Jika di analogikan, ilmu tanpa amal seperti pohon kayu yang tidak berbuah, yang berarti agar tidak kosong ilmu harus dengan perbuatan, agar tidak pincang perbuatan harus dengan ilmu.
Penanaman dan pengembangan pendidikan karakter di sekolah menjadi tanggung jawab bersama. Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dan dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pembelajaran nilai-nilai karakter ini tidak berhenti pada kogntif, tetapi meliputi mengamalan nyata dalam kehidupan anak didik di masyarakat.
Kegiatan pendidikan dan pembelajaran adalah proses kegiatan interaksi guru atau pendidik dengan anak atau peserta didik. Pendidik berperan sebagai model pengembang karakter dengan membuat penilaian dan keputusan profesional yang didasarkan pada kebijakan sosial dan moral. Karena sekolah merupakan wahana pengembang pendidikan karakter memiliki peranan yang sangat penting, maka pendidik mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam menghasilkan generasi yang berkarakter, berbudaya, bermoral, dan tidak hanya berfokus pada perkembangan intelektual atau kognitif saja.
Dengan demikian jelas bahwa peran guru dalam dunia pendidikan sekarang semakin meningkat, yaitu tidak hanya sebagai pendidik akademis, guru juga berperan sebagai pendidik karakter, pendidik budaya, dan pendidik moral bagi peserta didik. Karena Hakikat pendidikan  adalah untuk  membentuk budaya, moral, dan budi pekerti, bukan sekedar hanya menjadikan siswa pintar dan  menguasai ilmu teknologi.



DAFTAR PUSTAKA
         jepang-vs-di-indonesia/  (Diakses tanggal 23 November 2014)

https://Wikipedia.org (Diakses tanggal 23 November 2014)
artikel bu lusy pebrianti
Share:

No comments:

Post a Comment

Recent Posts

Sponsorship