Showing posts with label News. Show all posts
Showing posts with label News. Show all posts

SMAN 1 NAGA JUANG GALAKKAN YASINAN SETIAP MALAM JUMAT


NAGA JUANG – Puluhan siswa Sekolah Menengah Atas (SMAN) 1 Naga Juang beserta guru melaksanakan wirid yasin di salah satu rumah dari siswa SMAN 1 Naga Juang (17/01) Kamis malam kemarin.
Di SMAN 1 Naga Juang tersebut, ternyata memang mewajibkan seluruh siswa yang beragama muslim untuk membaca yasin, tahlil dan berdoa setiap kamis malam (malam jum’at) di rumah siswa-siswanya yang dilaksanakan secara bergilir. Hal ini sebagai bagian pendidikan karakter yang diterapkan sekolah kepada para muridnya.
“Kegiatan baca yasin ini sudah dimulai semenjak semester kemarin, awalnya dilaksanakan di rumah saya setiap malam jum’at” ujar Majidah Siregar selaku guru Pendidikan Agama Islam saat ditemui usai pelaksanaan baca yasin bersama.
Dijelaskan Majidah, tujuan kegiatan baca yasin bersama-sama ini untuk memperdalam lagi siswa-siswinya membaca Al-Qur’an. Selain itu, juga ditujukan agar seluruh siswanya terbiasa membaca Al-Qur’an di sekolah.
Efek positifnya, sambung Majidah, kegiatan itu untuk membatasi anak-anak didiknya dari perilaku yang tidak baik serta pergaulan bebas di malam hari. “Kegiatan ini untuk membentengi anak-anak dari perbuatan kenakalan remaja yang menimbulkan dosa,” kata dia.
Setiap pelaksanaan kegiatan, jelasnya, pembacaan yasin dipimpin oleh siswa tuan rumah (rumah tempat pelaksanaan wirid yasin), dilanjutkan dengan tahlil dan doa yang dipimpin oleh salah seorang murid yang ditunjuk, setelah itu ditutup dengan penyampaian ceramah singkat yang disampaikan oleh Hasan Tarmizi selaku guru komputer sekaligus pembina wirid yasin Putra.
Saat ditemui usai pelaksanaan wirid yasin, Hasan Tarmizi menyampaikan “Setiap Jumat selesai membaca yasin, juga kita manfaatkan untuk menyampaikan semacam nasihat kepada siswa dan motivasi sehingga mereka benar-benar mendengarkan dan mengamalkannya. Disamping nasihat untuk siswa, siswa juga diingatkan bagaimana bersikap kepada orang tua, guru maupun sesama temannya dan kita berharap tauhid anak-anak bertambah kokoh serta mengindahkan toleransi”. Selain program wirid yasin, sekolah juga sudah mulai mencanangkan program sholat dzuhur berjamaah disekolah.
Tentunya sekolah berharap supaya orang tua bisa memberikan pengarahan yang lebih baik kepada anak-anaknya. Semoga dengan adanya kegiatan ini anak-anak didik semakin dekat dengan Al-qur’an serta bertambah kecerdasannya dalam menerima pelajaran disekolah.

Share:

10 Orang Terkaya Dunia! Lihat Siapa Nomor "SATU"?

Kaya, mungkin menjadi impian sebagian besar masyarakat dunia. Beberapa orang memang beruntung karena bisa menggapainya. Jadilah mereka tercatat sebagai orang terkaya di dunia. Namun untuk bisa disebut sebagai orang terkaya sejagat, Anda harus memiliki kekayaan bersih minimal US$ 19,1 miliar atau setara Rp 258 triliun (kurs US$ 1= Rp 13.508) (source: liputan6.com).
Dengan menggunakan perhitungan dari Bloomberg Billionaires Index, muncul daftar 10 orang terkaya di dunia. Bloomberg memperbarui datanya dengan mengacu pada hasil penutupan perdagangan saham di New York setiap harinya. Penulis mencoba merilis 10 Orang terkaya di Dunia. Silahkan di cek nomor 1, Maka anda akan terkejut, karena kita semua bisa menjadi orang kaya nomor 1 di dunia.

10. David Koch (Koch Industries, Rp 644,44 Triliun)
David Hamilton Koch  adalah seorang pengusaha Amerika, filantropis, aktivis politik, dan insinyur kimia. Dia bergabung dengan bisnis keluarga Koch Industries , konglomerat yang merupakan perusahaan swasta terbesar kedua di Amerika Serikat, pada tahun 1970. Dia menjadi presiden anak perusahaan Koch Engineering pada tahun 1979, dan menjadi co-owner dari Koch Industries, dengan yang lebih tua saudara Charles , pada tahun 1983. Dia sekarang menjadi wakil presiden eksekutif. (Source: Wikipedia)
9.      Charles Koch (Koch Industries, Rp. 644,44 Triliun
Charles de Ganahl Koch adalah seorang Pengusaha Amerika dan Filantropis. Dia adalah Co-Pemilik, Ketua Dewan, dan CEO dari Koch Industries, sementara saudaranya David H. Koch menjabat sebagai Executive Vice President. Charles dan David masing-masing memiliki 42% dari Konglomerat. Mereka mewarisi bisnis dari ayah mereka, Fred C. Koch, kemudian meluaskan usaha mereka. (Source: Wikipedia)
8.      Larry Ellison (Oracle Founder, RP 696 Triliun
Lawrence Joseph Ellison (lahir di Manhattan, New York, Amerika Serikat, 17 Agustus 1944; umur 73 tahun) adalah salah satu pendiri dan CEO dari perusahaan perangkat lunak database Oracle Corporation. Ellison memiliki bakat dalam matematika, dan pada masa mudanya bekerja untuk Perusahaan Ampex. Salah satu proyeknya adalah gudang data untuk CIA yang ia beri nama "Oracle". (Source: Wikipedia)
7.      Carlos Slim (Telmex, America Movil, Rp 727,20 Triliun)
Carlos Slim Helú (lahir 28 Januari 1940; umur 78 tahun) adalah seorang pengusaha dan filantropis. Ia adalah pemimpin utama dan CEO perusahaan telekomunikasi Teléfonos de México dan América Móvil. Pada tahun 2011, Slim dinobatkan oleh Forbes menjadi orang terkaya di dunia untuk kedua kali secara berturut-turut dengan kekayaan bersih berkisar US$74 miliar.(Source: Wikipedia)
6.      Mark Zuckerberg (Facebook Founder, Rp 746,6 Triliun)
Mark Elliot Zuckerberg (lahir di White Plains, New York, 14 Mei 1984; umur 33 tahun) adalah seorang pemrogram komputer dan pengusaha Internet. Ia dikenal karena menciptakan situs jejaring sosial Facebook bersama temannya, yang dengan itu ia menjadi pejabat eksekutif dan presiden. Facebook didirikan sebagai perusahaan swasta pada tahun 2004 oleh Zuckerberg dan teman sekelasnya Dustin Moskovitz, Eduardo Saverin, dan Chris Hughes ketika menjadi mahasiswa di Universitas Harvard. Pada tahun 2010, Zuckerberg terpilih sebagai Person of the Year versi majalah Time. Hingga 2011, kekayaan pribadinya ditaksir mencapai $17,55 miliar. (Source: Wikipedia)
5.      Amancio Ortega (Zara, Indetex, Rp 951, 3 Triliun)
Amancio Ortega Gaona adalah pebisnis Spanyol. Ia merupakan ketua sekaligus pendiri grup busana Inditex, perusahaan yang menguasai jaringan toko pakaian dan aksesoris Zara. Menurut Forbes, per 7 September 2016, Ortega merupakan orang terkaya di Eropa dan orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih US$79,5 miliar.[2] Saat ini ia tinggal bersama istri keduanya di sebuah apartemen tertutup di pusat kota A Coruña, Galicia, Spanyol. (Source: Wikipedia)
4.      Jeff Bezos (Amazon Founder, Rp 971,31 Triliun)
Jeffrey Preston Bezos (lahir di Albuquerque, New Mexico, 12 Januari 1964; umur 54 tahun) adalah pendiri, direktur utama, CEO, dan ketua dewan direktur Amazon.com. Lulusan Universitas Princeton, Bezos pernah menjadi anggota Phi Beta Kappa, bekerja sebagai analis keuangan untuk D. E. Shaw & Co. sebelum mendirikan Amazon pada tahun 1994. Ia pernah dipilih sebagai Person of the Year oleh majalah TIME. (Source: Wikipedia)
3.      Warren Buffet (Berkshire Hathaway, Rp 1.007,28 Triliun)
Warren Edward Buffett (lahir di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat, 30 Agustus 1930; umur 87 tahun) adalah seorang investor, pengusaha, dan philanthropist asal Amerika Serikat. Dia adalah investor tersukses di dunia. Buffett adalah komisaris, direktur utama, dan sekaligus pemegang saham terbesar di Berkshire Hathaway. Dia adalah orang terkaya ketiga di dunia tahun 2015 versi Forbes. Tahun 2012, majalah Time memasukan Buffett sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia. (Source: Wikipedia)
2.      Bill Gates (Microsoft Founder, Rp 1133,3 Triliun)
William Henry "Bill" Gates III (lahir di Seattle, Washington, 28 Oktober 1955; umur 62 tahun) adalah seorang tokoh bisnis, investor, filantropis, penulis asal Amerika Serikat, serta mantan CEO yang saat ini menjabat sebagai ketua Microsoft, perusahaan perangkat lunak yang ia dirikan bersama Paul Allen.[3] Ia menduduki peringkat tetap di antara orang-orang terkaya di dunia dan menempati peringkat pertama sejak 1995 hingga 2009, tidak termasuk 2008 ketika ia turun ke peringkat tiga. (Source: Wikipedia)

1.  Muslim/Muslimah (2 Rakaat Qobliyah Shubuh Lebih Baik daripada dunia dan seisinya)
Adapun dalil yang menunjukkan keutamaan shalat sunnah qobliyah Shubuh adalah hadits dari ‘Aisyah di mana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
Dua raka’at fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim no. 725). Jika keutamaan shalat sunnah fajar saja demikian adanya, bagaimana lagi dengan keutamaan shalat Shubuh itu sendiri.
Dalam lafazh lain, ‘Aisyah berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbicara mengenai dua raka’at ketika telah terbih fajar shubuh,
لَهُمَا أَحَبُّ إِلَىَّ مِنَ الدُّنْيَا جَمِيعًا
Dua raka’at shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya” (HR. Muslim no. 725). Sourcehttps://rumaysho.com/3301-keutamaan-shalat-sunnah-sebelum-shubuh.html

Moga kita semakin semangat beramal sholih. Hanya Allah-lah yang memberi taufik.




Share:

Viral!! Klarifikasi Ustadz Abdul Somad Ketika di Bali

Tak seru kisah dakwah Rasulullah tanpa Abu Jahal, Abu Lahab, Abu Sufyan. Tak seru kisah dakwah Ustadz kita tanpa Abu abu. Inilah oknum intoleran dari Pulau Dewata, Ganaspati, PGN, dan aktivis lintas kepercayaan, serta seorang yg menggelari dirinya 'Gus'
Mereka sampai merangsek ke dalam hotel setelah berdemo di depan pintu. Berteriak-teriak dan menekan aparat untuk menangkap Ustadz Abdul Somad. Bersumpah serapah, tapi tetap belepotan NKRI, Pancasila, bhinneka. Memaksa jemput Ustadz Abdul Somad.
Karena kejadian ini begitu viral, Akhirnya ustadz Abdul Somad angkat bicara, kronologisnya ini penulis kutip dari Caption Instagram @Erulungga.

Berikut kronologisnya yang ditulis oleh ustadz Abdul Somad sendiri :
1.      Kamis, 7 Desember 2017
Saya mendapat berita di group WA bahwa KRB (Komponen Rakyat Bali) menetapkan syarat bahwa saya diterima di bali jika mau beri ikrar di Rumah Kebangsaan. Saya menolak karena
a.       Saya bukan pemberontak
b.      Saya tidak terdaftar di ormas terlarang
c.       Saya mendapat beasiswa Mesir-Indonesia tahun 1998 setelah lulu Pancasila dan P4
d.      Saya Lulus tes PNS 2008 karena bukan anti pancasila sampai sekarang mengajarkan cinta kebangsaan dari kampus sampai desa terpencil (gambar terlampir)
2.      Kamis, Jam 22.15
Saya WA Ketua Panitia :
“Pak, kalau mereka tetap meminta saya ikrar kebangsaan, saya tidak hadir”
Pak ketua menjawab: “Kita masih dialog dengan POLDA”
3.      Jum’at, 8 Desember 2017, Pukul 00.15
Saya WA ketua panitia:
“ Bagaimana Pak, sudah ada keputusan?”
Jam 04:17
WA ketua Panitia Masuk: “Kami koordinasikan ke berbagai pihak, tafaddhol ustadz berangkat…..”
Saya pahami dari dari WA ini bahwa masalah clear.
4.      Jum’at, Jam 13.00
Kami sudah menunggu Pak Nadlah di airport Denpasar Bali. Kami dibawa ke hotel Aston, makan dan istirahat.
5.      Jum’at, jam 16.00
Saya dibangunkan, saya curiga akan disidang, saya minta team beli tiket.
Kita pulang, Karena ini diluar kesepakatan, keliatannya kita dijebak.
Saya dibawa ke salah satu ruang di hotel Aston. Disana sudah menunggu sekitar 10-15 orang. Mereka meminta saya berikrar, saya klarifikasi bahwa semua yang dituduhkan ke diri saya adalah fitnah.
Karena saya menolak berikrar, mereka melontarkan kata kata tidak layak, “Ngeles”, “Seperti PKI”, “Panitia mendatangkan ustadz otak SD,” Pulangkan Saja!” dan lain lain
Saya memilih pulang, saya kembali ke  kamar hotel untuk siap siap pulang ke airport.
6.      Sekitar Pukul 17.00
Ketua PW NU Bali yang dari awal mendampingi menangis memikirkan apa yang akan terjadi kalau saya pulang. Dari pihak aston menyampaikan bahwa situasi tidak terkendali, hotel tidak bertanggung jawab jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Seorang bapak polisi masuk menyampaikan ada jalan belakang hotel menuju mobil jika ingin meninggalkan hotel karena pintu depan tidak terkendali.
Kapolres dan DANDIM masuk meminta agar mempertimbangkan, selamatkan ummat di Mesjid An-Nur ada 500 an jamaah yang siap datang ke Aston. Di Aston memanas, suasan mencekam.
7.      Sekitar Jam 18.00
Bismillah, saya dan semua yang ada dikamar menuju ruangan mediasi awal. Pak Kapolres memberikan sambutan singkat, Gus Yadi membawa bendera, dicium semua yang ada di ruangan. Keluar ruangan menuju loby hotel, pengunjung rasa bergemuruh, pengawaln ketat, pengunjuk rasa tetap berteriak:
“Nyanyikan dari hati, jangan di mulut saja” menyanyikan Indonesia Raya.
Saat bersalaman mereka menarik dan mencengkeram kuat tangan saya, Usai. Kembali ke kamar.
8.      Selepas Isya
Menuju mesjid An-Nur, Ceramah 100 menit, Jamaah antusias.
Kembali ke hotel
TV ONE minta livecall jam 22.00 wib
Saya sampaikan untuk menengkan netizen yang heboh : “Saya dalm keadaan aman, sudah tabligh akbar, sudah di hotel”
9.      Sabtu, 09 Desember 2017
Kajian Shubuh di Mesjid Baiturrahmah berjalan lancer, sehari penuh istirahat dan menyambut tamu-tamu dan jamaah di hotel
Menjelang maghrib gadir PW NU, Muhammadiyah, MUI Bali, GNPF dan lain lain
10.  Ahad, 10 Desember 2017
Selepas sholat shubuh menuju airport didampingi MUI, GNPF, kepolisian menuju airport
11.  Mereka masih memunculkan berita-berita di medsos bahwa saya menolak ikrar karena benar anti NKRI
12.  Jamaah tersakiti karena mereka menuduh saya tidak berani pulang karena sudah termakan honor.
Saya sampaikan ini fitnah
Semua honor di Bali sudah saya kemablikan ke ketua panitia, Kami orang Riau walu tidak kaya masih tumbuh sebatang dua batang pokok sawit yang menghantarkan kami ke Cairo tahun 1998 saat DOlar Rp.20.000, karena Ongkos dibebankan ke siswa
13.  Harap diambil tindakan hokum terhadap mereka yang sudah merusak kebhinekaan yang terjaga di Bali selama ini. Hadirnya Raja Bali DR. Ida Cokorde Pemecutan XI dan beberapa tokoh Hindu pada tabligh Akbar tadi malam membuktikan bahwa provokator ini tidak mewakili rakyat Bali
14.  Agar Muslim Bali membentuk Aliansi Muslim Bali untuk menjaga interen dan eksteren tetap menjaga kerukunan dengan saudara Hindu Bali untuk meng antisipasi para provokator yang dapat merusak kerukunan dimasa akan dating.
15.  NKRI Harga Mati
Allahu Akbar

Hamba Allah yang Dha’if
Abdul Somad

Video Klarifikasi Ustadz Abdul Somad Bisa diliat DISINI

Video Pernyataan GNPF bisa diliat DISINI
Share:

SANG SAKA MERAH PUTIH DI BUKIT PAIJO KECAMATAN BATAHAN

Dalam rangka menyambut HUT kemerdekaan RI yang ke 72, delapan siswa SMA yang berasal dari kecamatan Batahan melaksanakan upacara pengibaran bendera merah putih  di Puncak Bukit Paijo desa HDR kecamatan Batahan pada tanggal 17 agustus pukul 07.30 wib.
Pengibaran Sang Saka Merah Putih tersebut, dilaksanakan oleh Andre Saputra sebagai pemimpin pendakian bersama rombongannya yaitu Farhan, Wito, Putra, Nopin, Amin, Ijon, dan Ranzif, yang merupakan masih siswa tingkat SLTA.

Menurut penjelasan dari saudara andre, lokasi pengibaran bendera itu sengaja dipilih dipuncak bukit paijo bertujuan untuk menimbulkan rasa Nasionalisme serta ikut merasakan bagaimana perjuangan para pahlawan kita yang terdahulu dalam memperjuangkan kemerdekaan dari tangan penjajah.
 Perjalanan dimulai pada hari rabu, 16 agustus pukul 12.00 malam dan tiba dipuncak pukul 06.00 pagi, jalan menuju bukit tersebut sangatlah memprihatinkan. Saat itu terjadi guyuran hujan yang sangat deras sehingga membuat tanah menjad licin. Kaki pun rasanya tidak kuat menapak, sangat berbahaya dilewati karena bisa saja mereka menggelinding kembali kebawah.
Perjalanan menuju puncak tersebut yang memakan waktu 6 jam terasa sangat menantang. Saat itu suasana langit sangatlah gelap, belum lagi tanjakan yang curam dan terjal, hujan pun terus menderas. Akan tetapi, tekad 8 anak muda tersebut tak pernah surut, meskipun harus basah-basahan, berjalan diatas lumpur mereka tetap melanjutkan perjalanan dengan lebih hati-hati.
Sesampainya dipuncak pukul 06.00 pagi, sang matahari pun mulai menampakkan diri, meski sedikit tertutup awan mendung. Mereka beristirahat sejenak, juga bersiap-siap untuk melakukan pengibaran sang saka merah putih.
Suasana haru dan rasa syukur mulai menggerakkan hati para pendaki untuk mengibarkan sang saka merah putih sambil menyanyikan  lagu kebangsaan indonesia raya tepat pada pukul 07.30 wib.
Setelah pengibaran bendera selesai, mereka pun tak mau ketinggalan untuk mengabadikan momen tersebut, sebagai  bukti bahwa mereka pernah berada dipuncak bukit bersama dengan kibaran bendera merah putih.
“melihat sang saka merah putih berkibar dipuncak bukit, kami memberi hormat menatapnya, kami sangat bersyukur atas negara yang selama ini kami pijak” (ujar andre).
“perjalanan kami ini bukan soal perjuangannya, bukan soal desanya, bukan soal bukitnya dan juga bukan soal kelelahannya. Tapi semoga rasa nasionalismenyalah yang akan terus kami pupuk dan kami jaga hingga nantinya kami dikuburkan di tanah air tercinta ini”. (tegas andre)
“sudah saatnya kita tunjukkan pada negara bahkan sekalipun dunia bahwa sesungguhnya kita bisa, dan jangan pernah tanyakan apa yang sudah negara berikan untukmu, namun tanyakan apa yang sudah kamu lakukan untuk negara” (pesan andre)
hal yang mereka lakukan tersebut, sangatlah memberikan kesan yang positif dan mengharukan bagi masyarakat dilingkungannya, mereka banyak mendapat pujian serta dukungan dari masyarakat lebih-lebih dari para intelek yang berada dilingkungannya.

#Fenny Anggraini



Share:

JAWABAN MENGHARUKAN SEORANG WANITA MUALLAF KEPADA PENGACARA ORANG TUANYA

Sungguh berat perjalanan seorang mualaf, karena mereka akan mendapat ujian dari orang-orang terdekat di sekitar mereka. Memilih jalan hijrah memang susah, tapi yang lebih susah lagi adalah mempertahankan ritme keistiqamahan kita ketika memilih jalan hijrah tersebut. Sungguh penulis kagum dengan Aqidah Seorang Akhwat yang baru memeluk Agama Islam ini. Berita ini penulis kutip beritanya dari Berita Islam 24H.
Seorang gadis bernama Kristy memutuskan untuk memeluk agama Islam, namun dari pihak keluarga tidak mengizinkanya. Bahkan secara khusus pihak keluarga menyewa pengacara agar Kristy dapat kembali lagi.
Ibunda Kristy dengan membawa pengacara mendatangi Masjid tempat penampungan Kristy. Terjadi debat yang sangat panas dan panjang antara pengacara dengan pihak Masjid. Pihak pengacara menuding bahwa Kristy dipaksa masuk agama Islam oleh orang Masjid.
Pihak pengurus masjid kemudian mempersilakan sang pengacara untuk bertanya langsung kepada Kristy apakah benar memeluk Islam karena paksaan. Dengan disaksikan banyak orang, Kristy dengan tegas bahwa alasan memeluk agama Islam atas dasar kesadaran sendiri dan tanpa ada yang memaksa.
Risty juga menjelaskan bahwa alasan dirinya meninggalkan Kalimantan dan pergi ke Jakarta, karena selama di Kalimantan pihak keluarga menghalang-halangi Risty untuk beribadah dan melarang memeluk Islam. Mendengar penjelasan Risty, pihak pengacara tak bisa berkata apa-apa, tensi kemarahanya mulai mereda dan mengungkapkan bahwa pihak keluarga tidak akan bertanggung jawab.
Semoga kita yang dari kecil sampe sekarang memeluk Agama Islam, Bisa mengambil Ibrah dari peristiwa ini.

Berikut ini video lengkap Percakapannya yang diunggah ke youtube TONTON VIDEONYA
Share:

ANAK KELAS 5 SD ASAL BUKHARA INI JADI VIRAL SAAT DATANG KE MADINAH

Seorang anak kecil kelas 5 SD yang berasal dari Bukhara (tempat kelahiran Imam Bukhori, Tajikistan) ini mengundang decak kagum netizen.



Setelah dia dari pekuburan baqi’ (makam dimana keluarga dan para sahabat Nabi di kuburkan) Madinah Al Munawaroh ada seorang yang menanyakan beberapa pertanyaan ringan, ternyata jawabnya luar biasa.
Selain mampu menjawab dengan sangat elegan dengan bahasa Arab Fusha, ia juga menguatkan jawabannya dengan mengutip hadits Nabi shalallahu alaihi wasallam dengan sangat lancar, menunjukkan ia cukup menguasai hadits Nabi. Tambah mengagumkan lagi, Abdullah yang anak kelas 5 SD ini juga ternyata hafal seluruh Alquran (30 juz). Maasya Allah. .
Berikut dialog dengan anak tersebut :
S: Siapa nama kamu
J: Abdullah
.S: Berasal dari mana kamu?
J: Bukhoro (tempat dimana Imam Bukhori dilahirkan)
S: Kenapa kamu datang ke baqi’?
J: “karena Rasul bersabda: barangsiapa yang menghadiri pengurusan jenazah muslimin karena iman dan mengharap pahala sampai dia menyolatkan, maka baginya satu qirath”dan barangsiapa yg menghadiri hingga dikuburkan, maka dia dapat pahala 2 qirath” Dikatakan: Qirath itu seperti dua gunung yang besar Ibnu Umar berkomentar: betapa kita menyia-nyiakan qirath yang banyak sekali.
S: Berapa banyak kamu menghafal Alquran?
J: Alhamdulillah hafal seluruhnya (30 juz)
S: kamu kelas berapa ?
J: kelas 5 SD
semoga Allah memberikan taufik kepadamu.

Video nya bisa dilihat DISINI
Share:

ARAB SAUDI MENOLAK MENGHENINGKAN CIPTA UNTUK KORBAN BOM LONDON

Kejadian Arab Saudi menolak mengheningkan cipta ini terjadi pada saat Team Nasional Arab Saudi berhadapan dalam Team Nasional Australia dalam lanjutan kualifikasi piala dunia. Timnas Saudi Arabia menolak lakukan hening cipta untuk korban bom London. Kejadian ini dimuat di berbagai media, baik media international maupun media nasional. Seperti yang penulis kutip dari laman kompas.com

“Para pesepakbola  tim nasional Arab Saudi mengabaikan ajakan mengheningkan cipta untuk para korban serangan teroris di London. Penolakan itu terjadi ketika timnas Arab Saudi bertandang ke Adelaide, Australia, untuk melakoni laga kualifikasi Piala Dunia 2018, Kamis (8/6/2017).Ketika para penonton dan pemain timnas Australia mengheningkan cipta, pemain Arab Saudi terus melakukan jogging dan melakukan pemanasan dengan bermain bola di lapangan.”

Setelah kejadian tersebut Official timnas Saudi Arabia menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut, dan mengatakan bahwa tradisi mengheningkan cipta tidak sesuai dengan adat Saudi Arabia..
Lain halnya di media sosial, salah satunya twitter. Banyak Netizen yang menyebut Saudi memalukan, disrespect, intoleran dan lain lain. Serta banyak juga netizen yang membela Arab Saudi, seperti gambar dibawah ini :

Sumber : panditfootball.com


sumber :panditfootball.com


Wallahualam bissawab, Hanya Allah yang mengetahui. Jika Saudi Arabia disebut intolerance, terus bagaimana dengan nasib saudara-saudara kami Syria, Palestine, Myanmar (Rohingnya), Suriah. Kenapa tidak pernah hening cipta terhadap korban Syria, Palestine, Rohingnya dan Negara muslim lainnya. Jika dihitung, persentase korban bom London hanya sekitar 1 : 1.000.000 dibanding korban bom timur tengah.

Simak Videonya DISINI

==Leave Your Comment==
#HTN
Share:

INFEKSI VIBRIO

Menurut Irianto (2005), Vibrio digolongkan sebagai bakteri dengan sifat gram negatif, berbentuk batang dan sebagian besar hidup di perairan laut dan payau. Secara umum, infeksi akibat Vibrio disebut sebagai Vibriosis, kadang dikenal pula sebagai Salt water furunculosis, red boil dan pike pest. Beberapa jenis Vibrio yang bersifat patogen yaitu dengan mengeluarkan toksin ganas dan seringkali menyebabkan kematian pada ikan dan invertebrata laut adalah Vibrio alginolyticus, V. damsela, V. charchariae, V.anguilarum, V. ordalli, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V. pelagia, V. splendida, V. fischeri dan V. Harveyi.
Bakteri vibrio diketahui sebagai bakteri oportunistik dan merupakan bakteri yang sangat ganas dan berbahaya pada budidaya ikan laut karena dapat bertindak sebagai patogen primer dan sekunder. Sebagai patogen primer bakteri masuk tubuh ikan melalui kontak langsung, sedangkan sebagai patogen sekunder bakteri menginfeksi ikan yang telah terserang penyakit lain, misalnya oleh parasit (Post, 1987).
            Penyakit yang disebabkan oleh vibrio juga merupakan masalah yang sangat serius dan umum menyerang ikan-ikan budidaya laut dan payau. Penularannya dapat melalui air atau kontak langsung antar ikan dan menyebar sangat cepat pada ikan-ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi. Gejala klinis awal dari ikan yang terinfeksi penyakit ini adalah anorexia atau hilang nafsu makan yang disertai dengan warna tubuh menghitam (Tendencia dan Lavilla-Pitogo, 2004).
            Ikan yang terinfeksi juga akan mengalami kehilangan keseimbangan dan menunjukkan perilaku berenang yang tidak normal. Bakteri vibrio yang menginfeksi ikan laut pada stadia juvenil selain lemah dan berwarna kehitaman, juga akan merangsang produksi lendir yang berlebihan. Pada tingkat akut, sirip punggung dan sirip ekor gripis dengan permukaan kulit menghitam seperti terbakar (Schubert, 1987).

#SWM
Share:

Pidato Kelulusan Mark Zuckerberg di Harvard University, 26 Mei 2017.

Saya mencolek' kawan2 saya yang seringkali mengobrolkan hal-hal dalam pidato Mas Mark ini. Melewati ratusan jam berfikir dan memilih berbuat untuk generasi, untuk masyarakat lebih baik. Bacalah, mumpung masih hangat!
Rektor Harvard Ibu Faust, Dewan Pengawas, fakultas, alumni, kawan, para orangtua yang sedang bangga, anggota dewan administratif, dan para lulusan universitas terbaik di dunia. Saya merasa begitu terhormat bersama Anda hari ini karena, saya akui, Anda berhasil pada sesuatu yang saya tidak mampu. Saat di mana pidato ini saya selesaikan, adalah saat di mana saya pertama kalinya menyelesaikan sesuatu di Harvard. Selamat, angkatan 2017!

Saya bukanlah pembicara pada umumnya, tidak hanya karena saya drop out (DO), tapi karena kita adalah generasi yang sama. Kita berjalan di taman ini kurang dari satu dekade yang lalu, mempelajari gagasan-gagasan yang sama, dan tertidur di pelajaran Ec10 yang sama. Kita mengambil jalur yang berbeda untuk tiba di sini, terutama bila Anda datang dari Quad (sebuah komplek kampus di Harvard). Tapi hari ini saya ingin berbagi soal apa yang telah saya pelajari tentang generasi kita dan dunia yang sedang kita bangun bersama-sama.

Namun pertama-tama, beberapa hari belakangan saya teringat kembali akan kenangan-kenangan indah. Berapa banyak dari Anda yang mengingat apa tepatnya yang sedang anda kerjakan ketika datang email yang memberitahukan bahwa Anda lulus diterima di Harvard? Waktu itu, saya sedang bermain game Civilization dan langsung lari ke lantai bawah rumah, memanggil ayah saya. Dan karena beberapa alasan, beliau merekam dengan video momen ketika saya membuka email itu. Video itu tampak sendu. Sungguh, diterima di Harvard adalah hal paling membanggakan bagi orangtua saya.
Bagaimana dengan mata kuliah pertama di Harvard? Mata kuliah pertama saya adalah Computer Science 121 yang dibawakan oleh Harry Lewis, dosen yang luar biasa. Saya datang terlambat sehingga memakai baju kaos terbalik. Saya tidak tahu kenapa orang-orang tak mau bicara kepada saya --- kecuali satu orang, KX Jin, yang menganggap hal yang terjadi pada saya itu biasa saja. Akhirnya, kami bekerja bersama dan sekarang, ia mengerjakan sebuah bagian besar di Facebook. Demikianlah, para angkatan 2017, alasan mengapa Anda mesti berlaku baik kepada orang lain.

Namun kenangan terbaik saya di Harvard adalah ketika bertemu dengan Priscilla. Waktu itu saya baru saja meluncurkan situs kelakar, Facesmash, dan dewan administratif kampus ingin 'bertemu dengan saya'. Semua orang berpikir saya akan dikeluarkan dari kampus. Orangtua saya datang untuk membantu berkemas. Kawan-kawan saya membuat pesta perpisahan buat saya. Beruntungnya, Priscilla ada di pesta itu bersama kawannya. Kami bertemu ketika sedang mengantre toilet di asrama Pfoho Belltower. Pastilah itu menjadi antrean paling romantis sepanjang masa. Saya sampaikan kepadanya, "Saya akan dikeluarkan dalam tiga hari, kita harus lekas-lekas berkencan."
Anda juga boleh menggunakan kalimat itu.

Namun ternyata saya tidak dikeluarkan --- justru saya yang melakukannya sendiri. Priscilla dan saya akhirnya berkencan. Dan, tahukah Anda, film (Social Network) seakan-akan mengatakan bahwa Facemash begitu penting dalam permulaan Facebook. Itu tidak benar. Namun tanpa Facemash, saya tidak akan bertemu Priscilla. Ia adalah orang paling penting dalam hidup saya. Jadi, Anda bisa katakan bahwa Facemash adalah hal terpenting yang pernah saya buat pada masa-masa ketika saya masih di Harvard.

Kita semua telah memulai pertemanan hidup yang panjang di sini, bahkan beberapa dari kita pada akhirnya membangun keluarga. Karena itulah saya sangat bersyukur akan tempat ini. Terima kasih, Harvard.

Hari ini, saya akan bicara soal tujuan. Tapi saya tidak berdiri di sini untuk memberikan kepada Anda sebuah pidato kelulusan standar tentang menemukan tujuan Anda. Kita adalah para millenial. Kita akan melakukannya secara naluriah. Saya di sini untuk menyampaikan bahwa menemukan tujuan saja tidak cukup. Tantangan generasi kita adalah menciptakan sebuah dunia di mana setiap orang memiliki kesadaran akan tujuan.

Salah satu kisah favorit saya adalah ketika Presiden John F. Kennedy mengunjungi pusat antariksa NASA. Ia melihat seorang petugas pembersih membawa sebuah sapu. Ia datangi dan bertanya kepada petugas itu apa yang sedang ia kerjakan. Petugas pembersih itu menjawab, "Tuan presiden, saya membantu mengirimkan manusia ke bulan".

Tujuan adalah kesadaran bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar dibanding diri kita sendiri. Bahwa kita dibutuhkan, kita memiliki sesuatu yang lebih baik di depan untuk dikerjakan. Tujuan adalah sesuatu yang menciptakan kebahagiaan yang sejati.

Saat-saat kelulusan Anda hari ini sangat penting. Ketika orangtua kita lulus kuliah, tujuan biasanya datang dari pekerjaan, gereja, atau komunitas. Tapi hari ini, teknologi dan otomatisasi telah menghilangkan banyak pekerjaan. Jumlah anggota dalam komunitas menurun. Begitu banyak orang merasa tidak terhubung atau depresi dan mencoba mengisi kekosongan itu.

Dari banyak perjalanan yang sudah saya lakukan, saya duduk bersama anak-anak di rumah tahanan remaja dan balai rehabilitasi ketergantungan narkoba. Mereka katakan kepada saya bahwa mereka bisa menjalani hidup yang berbeda bila saja mereka punya sesuatu untuk dilakukan, seperti program usai jam sekolah atau sebuah tempat untuk dituju. Saya bertemu dengan para pekerja pabrik yang menyadari bahwa pekerjaan lama mereka tidak akan kembali, dan mencoba menemukan tempat di mana mereka bisa berguna. Untuk memastikan masyarakat kita terus bergerak maju, kita memiliki sebuah tantangan generasi: tak hanya menciptakan lapangan pekerjaan baru, tapi juga menciptakan kesadaran baru akan tujuan.

Saya ingat malam ketika saya meluncurkan Facebook dari kamar kecil asrama di Kirkland House. Saya pergi ke Noch's (Pinocchio's Pizza) bersama kawan saya, KX. Saya bilang kepadanya bahwa saya tertarik untuk menghubungkan komunitas Harvard, yang suatu saat akan menghubungkan seluruh dunia.

Kami tidak pernah berpikir orang yang akan melakukan itu adalah kami. Kami hanya anak kuliahan. Kami tak tahu apa-apa soal itu. Ada banyak perusahaan teknologi besar dengan sumberdaya melimpah. Saya mengasumsikan salah satu dari mereka mau melakukannya. Namun gagasan ini begitu terang benderang bagi kami -- bahwa setiap orang ingin terhubung sehingga kami terus bergerak maju, hari demi hari.

Saya tahu banyak dari Anda yang punya kisah seperti ini. Sebuah gagasan mengubah dunia yang tampak begitu benderang yang Anda harapkan dilakukan oleh orang lain. Tapi ternyata mereka tidak melakukannya. Anda lah yang melakukannya.
Tapi tidak cukup untuk punya tujuan sebatas pada diri Anda sendiri. Anda juga harus menciptakan kesadaran akan tujuan itu bagi orang lain. Yang saya alami begitu sulit. Apakah Anda tahu bahwa saya tidak pernah mengharapkan bakal membangun sebuah perusahaan, namun menciptakan dampak? Dan seiring dengan bergabungnya makin banyak orang bersama kami, saya menerka soal apa yang juga mereka harapkan. Sehingga saya tak pernah menjelaskan soal apa yang saya harapkan untuk dibangun.

Beberapa tahun kemudian, beberapa perusahaan besar ingin membeli perusahaan kami. Saya tidak ingin menjualnya. Saya ingin mencari tahu apakah perusahaan kami bisa menghubungkan lebih banyak orang. Kami menciptakan versi pertama News Feed (aliran konten di FB), dan berpikir bila kami merilisnya, maka News Feed dapat mengubah cara kita mempelajari dunia.

Hampir semua orang di facebook ingin agar perusahaan kami dijual. Tanpa kesadaran akan tujuan yang lebih tinggi, menjual perusahaan adalah impian yang jadi nyata bagi startup. Gagasan ini sempat membuat perusahaan kami tercerai-berai. Setelah melalui perdebatan yang keras, seorang penasehat mengatakan bahwa bila saya tidak menjual facebook, saya akan menyesalinya seumur hidup. Hubungan kami dalam perusahaan jadi memanas di tahun-tahun itu, setiap orang di tim manajemen memutuskan keluar.

Itu adalah masa-masa sulit saya memimpin facebook. Saya mempercayai apa yang kami kerjakan, tapi saya merasa sendirian. Lebih buruk lagi, itu adalah kesalahan saya. Saya membayangkan bagaimana bila ternyata saya memang salah: seorang peniru, seorang anak berusia 22 tahun yang tak tahu bagaimana caranya dunia ini bekerja.

Hari ini, beberapa tahun kemudian, saya memahami bagaimana sesuatu bila tak memiliki kesadaran akan tujuan yang lebih besar. Sepenuhnya jadi hak kita untuk menciptakannya. Karena itu, kita bisa terus maju bersama-sama.

Hari ini, saya ingin menyampaikan tiga cara menciptakan dunia dimana setiap orang memiliki kesadaran akan tujuan: dengan melaksanakan pekerjaan bermakna secara bersama-sama, mendefinisikan kembali kesetaraan sehingga setiap orang memiliki kebebasan untuk mencapai tujuan, dan membangun komunitas di seluruh dunia.
***

Pertama, mari bahas tentang pekerjaan yang bermakna besar.
Generasi kita harus menghadapi hilangnya 10 juta pekerjaan yang digantikan oleh otomatisasi seperti mobil dan truk otonom. Tapi kita memiliki potensi untuk melakukan lebih dari itu secara bersama-sama.

Setiap generasi memiliki definisinya masing-masing tentang apa itu pekerjaan. Lebih dari 300.000 orang bekerja untuk mengirimkan orang ke bulan -- termasuk si petugas kebersihan. Jutaan relawan melakukan imunisasi kepada anak-anak di seluruh dunia untuk melawan polio. Jutaan orang membangun bendungan Hoover Dam dan pekerjaan-pekerjaan besar lainnya.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut tidak hanya memberikan tujuan bagi setiap orang yang melaksanakannya, namun juga keseluruhan bangsa untuk melakukan hal-hal besar. Sekarang, giliran kita untuk melakukan hal-hal besar. Saya tahu, mungkin Anda berpikir: saya tidak tahu bagaimana cara membangun bendungan, atau mengajak jutaan orang terlibat pada sesuatu.

Tapi izinkan saya memberitahu Anda sebuah rahasia: tak ada seorang pun yang tahu ketika mereka baru memulai. Gagasan tidak datang secara utuh. Gagasan hanya jadi terang dan jelas ketika Anda melakukannya. Anda hanya harus memulainya.

Bila saya harus memahami segala aspek tentang bagaimana cara menghubungkan orang di masa-masa awal facebook, maka saya tidak akan pernah mulai menciptakan facebook.
Film dan kultur pop seringkali salah dalam hal ini. Gagasan tentang momen 'eureka!' adalah kebohongan yang berbahaya. Hal itu hanya akan membuat kita merasa canggung karena kita tak punya apa-apa. Gagasan tersebut menghalangi orang yang memiliki ide cemerlang untuk segera memulai. Oh, apakah Anda tahu hal keliru lainnya tentang inovasi yang disampaikan oleh film? Tak ada seorang pun yang menulis rumus matematika di kaca jendela. Itu tidak terjadi.

Bagus untuk menjadi idealis. Tapi bersiaplah untuk disalahpahami. Siapapun yang mengerjakan sesuatu dengan visi besar akan disebut gila, bahkan ketika Anda bisa membuktikan bahwa itu benar. Setiap orang yang sedang mencoba menyelesaikan masalah rumit akan dicaci karena dianggap tidak sepenuhnya memahami tantangan, meski mustahil untuk mengetahui semua hal di awal. Siapapun yang berinisiatif akan dikiritik karena dianggap bergerak terlalu cepat, karena akan selalu ada orang yang ingin membuat Anda jadi lamban.

Pada masyarakat kita, kita seringkali tidak melakukan sesuatu karena kita takut berbuat kesalahan sehingga kita abai bahwa kesalahan adalah bila kita tidak berbuat apapun pada hari ini. Kenyataannya adalah apapun yang kita lakukan hari ini punya dampak persoalan di masa depan. Namun, hal itu tak boleh menghalangi kita untuk memulai sesuatu.

Jadi, apa yang kita tunggu? Ini adalah masa bagi generasi kita untuk mendefinisikan kembali apa itu pekerjaan masyarakat. Bagaimana dengan menghentikan perubahan iklim sebelum kita menghancurkan planet ini dan melibatkan jutaan orang memproduksi dan memasang panel surya? Bagaimana dengan menyembuhkan semua penyakit dan meminta relawan melacak data kesehatan dan membagikan data genome mereka? Hari ini kita menghabiskan uang 50 kali lebih banyak untuk menyembuhkan orang sakit ketimbang menemukan pengobatan untuk mencegah penyakit. Hal ini tidak masuk akal. Kita mampu memperbaikinya. Bagaimana dengan memoderenkan demokrasi sehingga setiap orang bisa memilih secara online, dan menpersonalisasikan pendidikan agar setiap orang bisa belajar?

Pencapaian-pencapaian ini berada dalam jangkauan kita. Mari kita wujudkan dalam berbagai cara yang mampu memberikan peran bagi setiap orang dalam masyarakat. Mari kita lakukan hal-hal besar, tak hanya demi menciptakan kemajuan, tapi untuk menciptakan tujuan.
***
Sehingga, mengerjakan pekerjaan dengan makna besar adalah hal pertama yang bisa kita lakukan untuk menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki kesadaran akan tujuan.
Yang kedua adalah mendefinisikan ulang kesetaraan untuk memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk mengejar tujuannya.
Orangtua kita memiliki pekerjaan yang stabil di sepanjang perjalanan karier mereka. Sekarang, kita semua adalah wirausahawan, baik menciptakan pekerjaan, menciptakan sesuatu, atau menjalankan sebuah peran. Itu semua adalah hal yang hebat. Kultur kewirausahaan kita adalah soal bagaimana kita bisa menciptakan kemajuan.
Kultur kewirausahaan berkembang ketika mudah untuk mencoba banyak gagasan baru. Facebook bukan hal pertama yang saya bangun. Saya pernah menciptakan game, sistem chat/obrolan, perangkat belajar, dan pemutar musik. Saya tidak sendirian. J.K. Rowling ditolak 12 kali sebelum menerbitkan Harry Potter. Bahkan Beyonce harus membuat ratusan lagu sebelum menciptakan lagu Halo. Semua kesuksesan besar ini datang dari kebebasan untuk gagal.
Tapi hari ini, kita mengalami level kesejahteraan yang tak seimbang yang menjadi derita semua orang. Ketika Anda tidak memiliki kebebasan untuk mewujudkan ide Anda menjadi sebuah kewirausahaan yang bersejarah, kita semua kalah. Saat ini, masyarakat kita memiliki begitu banyak standar keberhasilan yang sangat berlebihan sehingga tidak mudah bagi semua orang untuk mengambil kesempatan.
Mari kita akui saja. Ada yang salah dengan sistem kita ketika saya, seorang mahasiswa DO, bisa membangun sebuah perusahaan miliaran dolar, sementara jutaan mahasiswa tidak bisa membayar pinjaman biaya pendidikan. Apalagi memulai bisnisnya sendiri.
Saya kenal dengan banyak wirausahawan, dan saya tidak kenal satu orang pun yang menyerah saat memulai usaha hanya karena mereka tak punya cukup uang. Tapi, saya kenal dengan banyak orang yang tidak mengejar impian karena mereka tak memiliki sandaran ketika kelak mereka gagal.
Kita tahu bahwa kita tidak sukses hanya karena punya ide bagus atau bekerja keras. Kita sukses juga karena kita beruntung. Kalau dulu saya harus mencari uang untuk menafkahi keluarga alih-alih punya waktu untuk menulis program, bila saya tidak tahu bahwa saya akan baik-baik saja bila facebook tidak berhasil, saya tidak akan berdiri di sini hari ini. Kalau kita mau akui, kita sadar seberapa beruntungnya diri kita.
Setiap generasi memperluas definisi akan kesetaraan. Generasi sebelum kita berjuang untuk hak memilih dan hak sipil. Mereka menciptakan New Deal (program jaminan sosial di AS) dan Great Society (program antirasial dan antikemiskinan di AS). Sekarang giliran kita untuk mendefinisikan kontrak sosial baru bagi generasi kita.
Kita mesti menciptakan masyarakat yang mengukur kemajuan tak hanya berdasarkan metrik ekonomi seperti PDB, tapi berapa banyak dari kita memiliki peran yang bermakna. Kita mesti mengeksplorasi gagasan seperti universal basic income (jaminan pendapatan dasar) demi memberikan sandaran bagi setiap orang untuk mencoba hal-hal baru. Kita akan berganti pekerjaan berkali-kali, sehingga kita perlu jaminan sosial untuk anak yang terjangkau dan jaminan kesehatan yang tak hanya bergantung ke satu perusahaan. Kita akan melakukan kesalahan demi kesalahan, sehingga kita membutuhkan masyarakat yang tidak mengkerangkeng dan menstigma kita. Dan seiring dengan teknologi yang terus berubah, kita perlu masyarakat yang lebih berfokus pada pendidikan yang berkelanjutan di sepanjang hidup kita.
Dan, ya, memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk mengejar impiannya tidaklah gratis. Orang seperti saya harus membayarnya. Anda juga mesti melakukannya.
Karena itu, Priscilla dan saya memulai Chan Zuckerberg Initiative dan menyerahkan kesejahteraan kami untuk mempromosikan kesempatan akan kesetaraan. Ini adalah nilai dalam generasi kita. Tak ada alasan untuk mempertanyakan mengapa kami melakukan ini. Satu-satunya pertanyaan adalah kapan.
Millenial telah menjadi salah satu generasi paling dermawan dalam sejarah. Dalam satu tahun, tiga dari empat millenial di AS berdonasi, dan tujuh dari sepuluh menggalang donasi sosial.
Tapi, ini bukan semata-mata soal uang. Anda juga bisa memberikan waktu Anda. Anda bisa meluangkan satu-dua jam dalam seminggu -- waktu yang dibutuhkan untuk membantu seseorang untuk mencapai potensi mereka.
Mungkin Anda berpikir itu adalah waktu yang banyak. Dulu saya pikir juga begitu. Ketika Priscilla lulus dari Harvard, ia bekerja sebagai guru. Dan sebelum dia menjalankan pekerjaan sebagai pengajar bersama saya, ia sampaikan bahwa saya perlu mengajar sebuah kelas. Saya protes, "Saya sibuk. Saya sedang menjalankan sebuah perusahaan." Namun, ia memaksa sehingga saya mengajar sebuah program pendidikan kewirausahaan di sebuah SMP pada komunitas lokal Boys and Girls Club.
Saya mengajarkan mereka pelajaran tentang pengembangan produk dan pemasaran. Dan mereka mengajarkan kepada saya bagaimana rasanya diincar karena ras dan rasanya memiliki anggota keluarga yang berada di dalam penjara. Saya berbagi kisah ketika dulu saya masih sekolah, dan mereka berbagi harapan suatu saat bisa berkuliah juga seperti saya. Sepanjang lima tahun, saya makan malam dengan anak-anak ini setiap bulan. Salah satu dari mereka menghadiahkan saya dan Priscilla pemandian bayi pertama kami. Dan tahun depan mereka akan kuliah. Setiap orang dari mereka. Yang pertama di keluarga mereka.
Kita semua bisa memberi pertolongan kepada orang lain. Mari kita memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk mengejar tujuan mereka --- tidak hanya karena itu adalah hal yang benar, tapi karena ketika lebih banyak orang yang bisa mengubah impian mereka menjadi sesuatu yang besar, kita semua akan hidup lebih baik karenanya.
***
Tujuan tak semata-mata datang dari pekerjaan. Cara ketiga adalah kita bisa menciptakan kesadaran akan tujuan bagi setiap orang dengan membangun komunitas. Ketika generasi kita menyebut 'semua orang', itu artinya semua orang di dunia.
Mari angkat tangan: berapa banyak dari Anda yang berasal dari negara lain? Sekarang, berapa banyak dari Anda yang berteman dengan orang-orang ini? Begitulah. Kita tumbuh dalam keterhubungan.
Dalam sebuah survei kepada para millenial di seluruh dunia soal apa yang menentukan sebuah identitas, jawaban paling banyak bukanlah kewarganegaraan, agama, atau etnis, namun 'warga negara dunia'. Ini benar-benar sesuatu yang besar.
Setiap generasi memperluas lingkaran orang-orang yang kita sebut sebagai 'bagian dari kita'. Untuk saat ini, hal tersebut mencakup keseluruhan dunia.
Kita memahami bahwa prasasti besar dalam sejarah manusia tercipta ketika orang dalam jumlah banyak berkumpul -- mulai dari suku hingga bangsa -- untuk mencapai sesuatu yang tak bisa dikerjakan sendirian.
Kesempatan terbesar kita saat ini adalah globalisme -- kita bisa menjadi generasi yang mengakhiri kemiskinan dan penyakit. Tantangan terbesar kita memerlukan respon global pula -- tak ada negara yang bisa melawan perubahan iklim sendirian atau mencegah penyebaran penyakit seorang diri. Kemajuan saat ini memerlukan kebersamaan yang tak hanya dalam lingkup kota atau negara, tapi juga komunitas global.
Namun, kita tengah hidup dalam masa yang tak stabil. Begitu banyak orang yang tertinggal oleh globalisasi di seluruh dunia. Sulit untuk memedulikan orang yang berada di tempat lain bila kita sendiri tidak merasa nyaman dengan hidup kita di rumah sendiri. Ada dorongan untuk memprioritaskan ke dalam lebih dulu.
Inilah adalah pergulatan masa kita. Kekuatan kebebasan, keterbukaan, dan komunitas global melawan kekuataan otoriter, isolasi, dan nasionalisme. Kekuatan akan aliran pengetahuan, perdagangan, dan imigrasi, melawan mereka yang ingin memperlambatnya. Ini bukanlah peperangan antarnegara, namun pertempuran gagasan. Ada begitu banyak orang di setiap negara yang mendukung keterhubungan global, dan ada pula orang-orang yang melawannya.
Hal ini tak bisa diputuskan semata-mata oleh PBB. Ia terjadi di tingkat lokal, ketika kita merasa kesadaran akan tujuan dan stabilitas hidup kita jadi sesuatu untuk mulai memedulikan orang lain. Cara terbaik untuk melakukannya adalah mulai membangun komunitas lokal saat ini.
Kita semua dapat menuai makna dari komunitas kita. Terlepas apakah komunitas kita adalah pertetanggaan, tim olahraga, gereja, atau kelompok acapella, mereka memberikan kita kesadaran bahwa kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar. Bahwa kita tidak sendiri; mereka memberikan kita kekuatan untuk memperluas horison.
Itulah mengapa hal ini sangat memukul dalam beberapa dekade belakangan, menurunnya jumlah anggota dalam berbagai kelompok hingga tinggal seperempatnya saja. Mereka adalah orang-orang yang perlu menemukan tujuan di tempat lain.
Tapi kita bisa membangun kembali komunitas kita dan memulai yang baru karena banyak dari Anda sudah ada di dalamnya.
Saya bertemu Agnes Igoye, yang lulus hari ini. Di mana kamu, Agnes? (berdiri). Ia menghabiskan masa kanak-kanaknya hidup di zona konflik dan perdagangan manusia di Uganda. Dan sekarang, ia melatih ribuan aparat penegak hukum untuk menjaga komunitas tetap aman.
Saya bertemu Kayla Oakley dan Niha Jain, yang juga lulus hari ini. Mohon kalian berdua berdiri. Kayla dan Niha memulai sebuah lembaga nonprofit yang menghubungkan orang-orang berpenyakit kronis dengan orang lain di komunitas untuk membantu mereka.
Saya bertemu dengan David Razu Aznar, ia lulus dari Kennedy School (sebuah kampus di Harvard) hari ini. David, mohon berdiri. Ia adalah mantan konselor kota yang sukses memimpin perlawanan untuk mewujudkan Mexico City sebagai kota Latin Amerika pertama yang mengizinkan kesetaraan dalam pernikahan -- bahkan sebelum San Fransisco.
Inilah kisah saya. Seorang mahasiswa di dalam kamar asramanya, menghubungkan satu komunitas pada satu waktu, dan terus melanjutkannya hingga suatu hari berhasil menghubungkan seluruh dunia.
Perubahan dimulai di tingkat lokal. Bahkan globalisasi pun bermula dari kecil -- dengan orang-orang seperti kita. Di generasi kita, perjuangan untuk terhubung lebih banyak orang, untuk mencapai kesempatan terbesar, bergantung pada hal ini: kemampuan Anda membangun komunitas dan menciptakan dunia di mana setiap orang memiliki kesadaran akan tujuan.
***
Angkatan 2017, Anda lulus ke dunia yang membutuhkan tujuan. Hal itu tergantung Anda untuk menciptakannya.
Sekarang, Anda mungkin bertanya, "dapatkah saya melakukannya?"
Ingatkah Anda cerita ketika saya mengajar kelas Boys dan Girls Club? Suatu hari, seusai kelas, saya berbincang kepada mereka tentang kuliah. Salah seorang dari murid saya yang cemerlang mengangkat tangan. Ia bilang ia tak begitu yakin karena ia belum terdaftar dalam administrasi publik. Ia tidak tahu apakah orang-orang akan mengizinkannya berkuliah.
Tahun kemarin, saya mengajaknya makan siang pada hari ulang tahunnya. Saya ingin memberikan kado buatnya, jadi saya bertanya kepadanya. Ia kemudian mulai bicara tentang para mahasiswa yang sedang berjuang. Lalu ia mengatakan, "Aku benar-benar ingin sebuah buku tentang keadilan sosial."
Saya benar-benar terkejut. Ia adalah seorang anak muda yang punya alasan untuk sinis. Ia tak tahu bahwa negara yang ia sebut sebagai Tanah Air --- satu-satunya negara yang ia kenal --- meruntuhkan impiannya untuk berkuliah. Tapi, ia tak mengasihani diri sendiri. Bahkan, ia tak memikirkan diri sendiri. Ia memiliki kesadaran yang lebih besar akan tujuan. Dan ia akan mengajak serta banyak orang berjalan bersamanya.
Hal tersebut menyampaikan tentang situasi saat ini. Saya tak bisa menyebut namanya karena saya tak ingin dia mendapat risiko. Namun bila seorang anak SMA yang tak tahu seperti apa masa depan namun tetap ingin menjalankan peran untuk membuat dunia lebih baik, kita berutang kepada dunia untuk melaksanakan peran kita.
Sebelum Anda berjalan keluar dari gerbang Harvard untuk terakhir kalinya, kita duduk di depan Gereja Memorial. Saya teringat akan sebuah doa, Mi Shebeirach, yang saya ucapkan setiap saat ketika menghadapi tantangan. Yang saya nyanyikan kepada putri saya sembari memikirkan tentang masa depannya, sambil menidurkannya di buaian. Doa itu berbunyi,
"Semoga sumber kekuatan yang memberkahi setiap orang membantu kami menemukan keberanian untuk membuat hidup kami sebagai anugerah."
Saya harap Anda menemukan keberanian untuk membuat hidup Anda sebagai sebuah anugerah.
Selamat, angkatan 2017! Semoga sukses di luar sana.
HARVARD, 26 MEI 2017
***
Alihbahasa: Hilman Fajrian
Sumber : Klik DISINI
Share:

Recent Posts

Sponsorship