Survei dan Analisa PILKADA DKI
ANALISA AKHIR DEBAT CAGUB DKI JAKARTA oleh
mas ratonoefendi J
Sumber : Akun instagram BASWEDAN-OLEH USTADZ SALIM A FILLAH
Ada satu acara layar kaca yang senantiasa dinanti anak seusia saya, para
murid SD di pedalaman Yogyakarta, sekira seperempat abad lalu. Tanah Merdeka,
begitu tajuknya, digagas oleh Ishadi SK. Diwarnai kibar-kibar bendera dan derap
irama yang menghentak, sosok berkulit agak gelap dengan senyum khas itu bicara
dengan nada tegas dan ukara tertata, ketika mewawancarai tokoh-tokoh bangsa. Baswedan.
Anies Baswedan.
Kami tahu, betapa terhormatnya marga itu di Yogyakarta. Penghulunya,
'Abdur Rahman Baswedan adalah wartawan pejuang, pendiri Partai Arab Indonesia
yang langsung membubarkan diri begitu tergapai cita; Indonesia Merdeka. Putra
beliau, 'Abdur Rasyid adalah pendidik di UII. Sang menantu, Aliyah adalah Guru
Besar di UNY. Anies adalah putra pasangan ini, cucu sang pahlawan.
Marga Baswedan, bagi kami, adalah bintang kejora. Penantian kami pada
Tanah Merdeka, sama dengan antusiasnya Ayah saya menyetel radio keras-keras
sambil menyapu halaman atau memangkas pagar wora-wari di Ahad pagi, menanti
suara khas Pak Tedjo Sumarto Sarjana Hukum dalam program 'Forum Negara
Pancasila'. Mungkin Mas Anies lupa, tapi seingat saya, kami bersemuka dalam
sebuah sayembara menulis cerita sepropinsi DIY di Museum Benteng Vredeburg pada
medio 90-an. Dia membawakan acara, sementara saya hanya murid SD peserta lomba
yang datang lebih dari satu jam berkendaraan umum. Beberapa bulan kemudian saya
diundang ke Kepatihan untuk menerima hadiah juara pertama dari Gubernur Sri
Pakualam VIII, dan saya berharap bahwa pembawa acaranya juga Anies Baswedan.
Ah, sayangnya bukan.
Bertahun-tahun kemudian setelah Mas Anies pulang dari Amerika, memimpin Paramadina, mencetuskan 'Indonesia Mengajar' hingga 'Turun Tangan', saya menajamkan kekaguman yang telah tumbuh sejak kecil itu melalui cerita-cerita adik kelas SMA saya, yang ayahandanya juga guru saya di Jogokariyan, yang akrab di alam para cendikia dengan Mas Anies; Shofwan Al Banna Choiruzzad, Ph.D. Saya baru tahu belakangan bagaimana kiprah Mas Anies semasa mahasiswa; menentang SDSB, bergiat di HMI dan MPO-nya, memimpin Senat, serta merintis pembentukan BEM sebagai lembaga eksekutif
Bertahun-tahun kemudian setelah Mas Anies pulang dari Amerika, memimpin Paramadina, mencetuskan 'Indonesia Mengajar' hingga 'Turun Tangan', saya menajamkan kekaguman yang telah tumbuh sejak kecil itu melalui cerita-cerita adik kelas SMA saya, yang ayahandanya juga guru saya di Jogokariyan, yang akrab di alam para cendikia dengan Mas Anies; Shofwan Al Banna Choiruzzad, Ph.D. Saya baru tahu belakangan bagaimana kiprah Mas Anies semasa mahasiswa; menentang SDSB, bergiat di HMI dan MPO-nya, memimpin Senat, serta merintis pembentukan BEM sebagai lembaga eksekutif
Sementara SM menjadi lembaga
legislatif kemahasiswaan. Berbagai kejuaraan, pengakuan, dan penghargaan dari
dalam maupun luar negeri yang diraihnya adalah pendar kemilau bagi
kepermataannya sejak mula; cerdas, amanah, hangat.
Ah, dan beberapa kali saya
mengecewakannya.
Suatu hari saya bersama Hilma,
Nawwaf, dan Umminya sedang berada di Palembang memenuhi undangan bincang para
muda di Masjid Al 'Aqabah, PT Pusri. Telepon berdering dan Mas Anies yang sudah
menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bicara membujuk saya agar mau
terbang sebentar ke Jakarta. Acaranya? Sebuah tasyakur kecil-kecilan keluarga
dan handai taulan untuk mendoakan Ibunda beliau, Prof. Aliyah, yang hari itu
bertambah usia.
Meski hati terlonjak hendak bersitatap dengan keluarga yang saya kagumi sejak kecil, saya memohon maaf. Saya tidak bisa. Janji dengan adik-adik di Palembang tak mungkin dikurangi.
Meski hati terlonjak hendak bersitatap dengan keluarga yang saya kagumi sejak kecil, saya memohon maaf. Saya tidak bisa. Janji dengan adik-adik di Palembang tak mungkin dikurangi.
Doa untuknya dan Sang Bunda hanya
saya kirim dari jauh.
Lebaran lalu saya mengecewakan Mas Anies untuk kali kedua. Di tengah Ramadhan,
dia menghubungi lagi, meminta saya berbagi bincang dalam Syawalan di
Kementerian yang dipimpinnya. Saya menyanggupi dengan catatan berangkat pagi
dan petang sudah tiba kembali di Ngawi. Tapi persoalan teknis penuhnya semua
penerbangan di hari H karena terlambatnya pengurusan tak terselesaikan. Saya
yang kadung punya janji dengan keluarga tak dapat menenggang perubahan jadwal.
Tepat ketika dia diberhentikan
dengan hormat dari amanah sebagai Menteri, saya menuliskan harapan bahwa
tantangan menarik berikutnya untuk dia adalah menjadi Gubernur. Bukan di
Yogyakarta yang pemerintah propinsinya meraih berturut-turut kinerja A
tertinggi berdasar penilaian Kementerian PAN dan RB itu. Yogyakarta sudah
'istimewa' dalam segala maknanya. Saya katakan saat itu, dia diperlukan untuk
menata ibukota. Sekira 8 pekan kemudian, nama Anies Baswedan memasuki
gelanggang pemilihan Gubernur DKI Jakarta.
Kini, menjelang pemilihan babak kedua digelar, saya akan kembali mengulangi
harapan itu. Pemimpin, adalah pemimpi dengan n, yakni nyali, kata Mas Anies.
Nyalinya untuk berlaga adalah keyakinan bahwa tugas kita itu berjuang. Sebakda
itu.
laa ghaaliba illallaah. Yang Maha Memiliki
Kemenangan hanya Allah.
Walau tak punya suara, inilah kami
mendukungnya dalam doa. Terimakasih telah mengilhami anak-anak Indonesia sejak
Tanah Merdeka, Indonesia Mengajar, edaran menyentuh pada awak Kemendikbud untuk
melayani para guru yang mengurus kepegawaian, hingga teladan mengantar anak di
hari pertama masuk sekolah. Lanjutkan Mas Anies, dan jangan terkejut bahwa
jikapun kau terpilih, kami takkan berpesta gembira. Ketika kau menjabat, kami
bahkan akan bersiap untuk menjewer dan mengomel.
Di seberang sana, doa kami untuk
Baswedan lain yang diuji dengan air keras di tengah derasnya tugas. Syafaakallaahu
syifaan taamman, Bang Novel.
Dari postingan tersebut, netizen pun
banyak yang memberikan komentar diantaranya
@hudaya_rosadinsyaAllah
kami sekeluarga besar di ibukota siap mengantar beliau @aniesbaswedan memimpin
ibukota
👌
@rizqifajruniCiee
ciie pak @aniesbaswedan
ada yang naksir ternyata...
@destria_k@salimafillah sewaktu msh jd
mahasiswa dalam perjalanan kereta menuju Jogja sy pernah duduk di samping Bu
Aliyah. Saya bahkan di ajak pulang brg dan di antar sampai depan kos krn
kebetulan rumah beliau melewati kos saya di daerah jakal. Sepanjang jalan
mendengar nasihat berharga, ttg bgmn beliau mendidik anak2nya. 😊
@galeri_bukurniaMaasyaAllah..
ternyata orang2 hebat memang selalu memiliki moment.. yg mmbuat saling
terpautnya hati.. ust.@salimafillah
dan Pak @aniesbaswedan
dua tokoh yg menginspirasi..
@pujiel08MasyaaAllah..ustad
@salimafillah , betapa
orang pinter itu temannya juga pinter...para bintang kejora .
Semoga Allah memberikan hasil yang terbaik untuk PILKADA DKI 19 April Mendatang.
Sumber : Instagram Ustadz @salimafillah
Sumber : Instagram Ustadz @salimafillah
PESONA TAMAN RAJA BATU
Taman Raja Batu di komplek perkantoran bupati rekomendasi
destinasi baru untuk disambangi ketika akhir pekan. Sebab, pesona alamnya
sungguh cantik.
Taman Raja Batu merupakan sebuah Taman buatan yang berada di
pinggiran sungai singolot. Anda disana
bisa menikmati keindahan batu-batu besar yang disusun secara rapi dipinggiran
sungai singolot. Selain keindahan batunya di sana kita bisa melihat bentuk
gordang sambilan, Bulang (Pakaian adat mandailing natal), Kopi mandailing (cita
rasa kopi arabikanya sudah mendunia), serta pepohonan yang memberikan kesan
sejuk.
Salah satu yang menjadi
Keunggulan utama yang terdapat di destinasi Taman Raja Batu ini adalah ini
keindahan panorama alamnya. Mata kita akan dimanjakan dengan keindahan bukit
yang baris berbaris secara rapi. Eiits tak hanya bukit , di Taman Raja Batu
juga terdapat beranda MADINA yang berlantaikan kaca kemudian area panjat tebing serta Goa buatan yang mana
disekelilingnya ditumbuhi Pohon kopi mandailing.
Waktu yang paling
tepat untuk berkunjung ke Taman Raja Batu adalah Pagi dan sore hari, saat pagi,
kita bisa menikmati keindahan matahari yang mulai menyingsing di ufuk Timur. Sedangkan
saat sore hari para pengunjung bisa menikmati sunset yang indah di atas bukit
barisan sembari berselfie ria.
Dan yang terpenting adalah Biaya
masuk serta parkir gratisssssss. Pokoknya Recommended bangetlah dijadiin tempat
wisata keluarga. And don’t forget to bring makanan sebelum nyampe ketempat ini,
karena didalam gag bakalan ada yang jual makanan, yang ada cuman jualan kopi
mandailing.
Berikut
beberapa penampakan di Taman Raja Batu:
Pengen Jualan Jilbab Online? Baca Ini dulu !
Banyak netizen mempertanyakan mengapa yang dikaitkan adalah jualan jilbab
online, bukan hal yang lebih besar seperti kasus simulator SIM, e-KTP dan
reklamasi.
Mantan wartawan senior Edy A Effendi di akun twitternya menampilkan
gambar Novel Baswedan yang sedang terbaring di rumah sakit dan Ahok. Lalu ada
gambar berlatar pulau reklamasi dengan kalimat: Novel Baswedan Korban
Premanisme Karena Mengusut Dugaan Megakorupsi Reklamasi.“Dapat gambar ini. Bisa
benar,” tulis Edy melalui akun Twitter pribadinya, @eae18,
Selasa (11/4/2017)
Kini, di media sosial beredar meme menyindir pernyataan yang mengaitkan teror yang menimpa Novel Baswedan dengan bisnis jualan jilbab yang dijalankan istrinya. Di antaranya karya Dody (Goresan Dody) ini.
Kini, di media sosial beredar meme menyindir pernyataan yang mengaitkan teror yang menimpa Novel Baswedan dengan bisnis jualan jilbab yang dijalankan istrinya. Di antaranya karya Dody (Goresan Dody) ini.
Sumber : Instagram @IndonesiaBertauhid
19 Tahun Reformasi-Oleh Fahri Hamzah
Mengadu sendiri...
Membentang perasaan sepi,
Mengadu di antara sunyi... Mengapa jiwa kita berhenti..
Seperti memberi restu pada lidah api yg menjilat nurani... Mengapa kita diam,
Apakah karena kezaliman terlalu sempurna?
Mengapa kalian membisu apakah karena kalian adalah Bagian dari persoalan?
Aku tiada tahan melihat kata-kata yang menari melingkar menghibur kemunafikan... Maka jika hari ini aku mengaku bersalah bukan karena aku membangkang kepada kaisar... Aku mengaku bersalah karena pernah menjadi yang mendiamkan sehingga sehingga kezaliman nampak seperti keadilan.. Karena pernah menjadi bagian dari yang menjaga citra kekuasaan.. Mencitrakan bahwa tangan dan taring kekuasaan sebagai kasih sayang dan kelembutan adalah dosa.. Hutang budi dan intimidasi membuat kalian membuat kalian tak bisa lagi hadir apa adanya... Sampai kapan kalian diam?
Mengapa kalian merasa pantas?
Apakah diam kalian adalah emas?
Ini aku malam,
Aku sendiri dipeluk mendung dan dingin.. merasa semakin sepii.... diterpa sepoi malam menusuk tulang... Aku bertanya kepada malam, apakah esok pagi ada harapan?
Entahlah... aku sepi... dan kesalahanku adalah karena diam... Twitter @Fahrihamzah
00.34-1.18 07/4/2017
Sumber : Laman Instagram Fahri Hamzah
Makalah Bahasa Indonesia
Bahasa adalah sarana ataupun alat yang dipakai manusia untuk
melakukan komunikasi antar sesama manusia, baik secara lisan maupun tertulis.
Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan
nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di
dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan.
Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan
kebutuhan seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat
mengekspresikan dirinya. Fungsi bahasa sangat beragam diantara bahasa digunakan
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, serta sebagai alat
untuk melakukan kontrol sosial.
Dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat penting digunakan.
Karena bahasa merupakan simbol yang di hasilkan menjadi alat ucap yang biasa
digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua
aktivitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan bahasa secara lisan,
tulisan maupun bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita
menggunakan bahasa.
Pengertian bahasa
Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa.
Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua,
bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi
ujaran) yang bersifat arbitrer.
Menurut Syamsuddin
(1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat
yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan
perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi.
Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang
buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi
kemanusiaan.
Menurut Pengabean (1981:5),
berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan
apa yang terjadi pada sistem saraf. Menurut Kridalaksana bahasa adalah suatu
sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer(mana suka) yang digunakan oleh
kelompok masyarakat secara konvensional, untuk berkomunikasi, bekerja sama dan
mengekspresikan diri.
Dari pendapat
beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu bunyi yang
dihasilkan dari alat ucap manusia yang timbul karena adanya suatu perasaan
ataupun keinginan yang yang ingin diutarakan yang kemudian diolah sistem saraf
pusat untuk mengeluarkan bunyi ujaran yang bersifat arbitrer
Nah, bagi rekan-rekan yang ingin mendapatkan makalah FULL nya, silahkan klik LINK INI
KISAH 313 (BADAR)
Ekspedisi Tentara Islam
Pada Bulan Safar, awal bulan ke
12 sejak hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah, untuk pertama kalinya Rasulullah
saw keluar untuk berperang dalam kancah perang Wildan.
Inilah permulaan disyariatkannya peperangan dalam Islam. Invasi tersebut
bertujuan memerangi kaum Quraisy dan Bani Hamzah yang menghalangi dakwah Nabi
Muhammad saw.
Persiapan orang Muslim sudah
cukup matang, namun peperangan urung digelar, sebab Bani Hamzah menawarkan
perdamaian. Maka Rasulullah bersama para sahabat kembali ke Madinah. Selang
beberapa waktu, Rasulullah saw mendengar kedatangan rombongan kaum Quraisy dari
Syam menuju Makkah di bawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb.
Teringatlah Rasulullah saw
pasca peristiwa beberapa saat sebelumnya, ketika masih di Makkah, harta
pengikut Rasulullah saw dirampas oleh orang-orang Quraisy. Itulah sebabnya
Rasulullah saw segera meminta umatnya mencegah iring-iringan kafilah tersebut,
seraya berseru “Barang bawaan mereka harus dirampas sebagai gantinya”. Namun
seruan Rasulullah ini masih disambut dingin oleh sebagian kaum Muslimin.
Mayoritas mereka berpikir pesimis, menyangka bahwa peperangan tidak akan
terjadi sama seperti penyerbuan ke Madinah pada beberapa waktu yang lalu.
Awal Mula Tragedi Perang
Badar
Di suatu malam pada bulan
Ramadlan, berangkatlah sekitar 313 orang Islam. Mereka mengendarai 2 kuda dan
70 unta. Setiap unta ditunggangi secara bergantian oleh dua sampai tiga orang.
Rasulullah saw langsung memimpin, yang tujuannya tiada lain kecuali ingin
menyerang kawanan kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Sayang, rencana
penyerangan itu bocor hingga telinga Abu Sufyan.
Ketika mengetahui dirinya menjadi
sasaran umat Islam, dia langsung mengirim delegasi ke kaum Quraisy agar
melindungi harta benda bawaannya. Ia mengutus kurir bernama Dham Dham bin Amr
al-Ghiffari ke Makkah. Atas siasat Abu Sufyan Dham Dham berpenampilan layaknya
orang yang telah disiksa oleh kaum Muslim. Badannya berlumuran darah, serta
bajunya tersobek-sobek. Siasat ini mampu menarik simpati kaum Quraisy. Seluruh
kaum Quraisy berkumpul dan berangkat ke Madinah, yang dipimpinan Abu Jahal.
Konvoi pasukan yang menuju
Madinah kira-kira 1000 personil. Sementara rombongan Abu Sufyan berhasil
meloloskan diri melalui mata air Badau, terus ke Pantai lalu menuju Makkah.
Berkobarnya Api Jihad
Berita itu terdengar juga oleh
Rasulullah saw, dan menimbulkan suasana genting di pihak kaum Muslim. kafilah
yang menjadi targetnya lepas dari genggaman. Berganti tentara kaum Quraisy yang
jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak. Dalam keadaan yang mendesak seperti ini
Rasulullah saw segera mengumpulkan para Sahabat Muhajirin dan mengadakan
musyawarah untuk mencari solusi terbaik. Ternyata dari diskusi tersebut para
Sahabat yang berjumlah sedikit itu, menunjukkan semangatnya untuk berjihad,
lebih-lebih perang sudah diisyaratkan oleh Allah swt, melalui sabda Rasul-Nya.
Ketika kaum Muslimin sedang
berdiskusi, kaum Quraisy di bawah pimpinan Abu Jahal mulai merapat ke lembah
Badar, menuju kaum Muslimin yang sedang berdiskusi. Lembah ini memang sejak lama
diincar oleh Abu Jahal untuk dikuasai.
Ketika mereka sampai di sisi
lembah, Rasulullah saw tampak gagah memimpin pasukan Muslim yang siap
tempur di sisi yang berseberangan. Posisi mereka nyaris berhadap-hadapan di
dekat mata air Badar. Ketika itu salah seorang Sahabat, Al-Habab bin Mundzir,bertanya
kepada Rasulullah: “Ya Rasulallah, apakah dalam memilih tempat ini,
Anda menerima wahyu dari Allah swt yang tidak bisa diubah
lagi? ataukah berdasarkan taktik perang?”.
Rasulullah menjawab: “Tempat
ini aku pilih berdasarkan pendapatku dan taktik peperangan”. Setelah
mendengar jawaban Rasulullah saw , Al-Habab mengusulkan pendapatnya, “Ya
Rasulullah! jika demikian, ini bukan tempat yang tepat, ajaklah pasukan ke
tempat air yang dekat dengan musuh, kita membuat kubu pertahanan di sana dan
menggali sumur-sumur di belakangnya, kita membuka kubangan di sana dan kita isi
air hingga penuh. Dengan demikian kita akan berperang dalam keadaan persediaan
air minum yang cukup, sedangkan musuh tidak akan memperoleh air minum.” Rasulullah
saw menjawab, “Pendapatmu cukup baik”. Dengan keputusan itu, lalu
Rasulullah saw memberi aba-aba kepada kaum Muslimin untuk segera pindah ke
tempat yang telah diusulkan oleh Habab bin Mundzir.
Ketika kaum Quraisy -dengan
angkuhnya- maju menuju Lembah Badar, Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya
seraya berdoa kepada Allah swt, “Ya Rabbi, jika pasukan kecil ini
sampai binasa, tidaklah akan ada lagi yang menyembah-Mu dengan hati yang
ikhlas”. Ketika Abu Bakar ash-Shidiq melihat wajah Rasulullah saw yang
terlihat sedih, maka ia berusaha menenangkan hati junjungannya itu seraya
berkata, “Ya Rasulallah, demi diriku yang ada di tangan-Nya,,
bergembiralah! sesungguhnya Allah swt pasti akan memenuhi janji yang telah di
berikan kepadamu”.
Janji Allah swt
Beberapa saat setelah kedua
pasukan berhadapan, peperangan dibuka dengan tampilnya tiga orang Quraisy
menuju medan laga, tempat yang memisahkan kaum Muslimin dengan lawan. Ini
merupakan salah satu peradaban orang Arab ketika berperang, yakni 'duel satu
lawan satu'.
Ketika para sahabat Nabi saw
melihat tiga orang maju, maka tiga sahabat Nabi saw, yakni Hamzah, Abu
Ubaidillah dan Ali bin abi Thalib, dengan pedang yang bercabang yang diberi
nama Zulfikar, menerima tantangan itu. Pertarungan berlangsung sengit di antara
ketiganya. Setelah pertarungan yang berlangsung cukup lama itu, ketiga Sahabat
Nabi saw memenangkan laga tersebut. Dengan keadaan ini semangat kaum Muslimin
semakin membara. Sebaliknya, perasaan kaum Quraisy mulai digrogoti ketakutan.
Beberapa saat kemudian semua
tentara membeludak ke medan laga, pertarungan antara kubu Muslimin dengan kubu
Quraisy mulai berkecamuk, pertarungan pun berlangsung sengit. Janji Allah swt,
seperti yang diinginkan oleh Abu Bakar kepada Rasulullah saw, benar-benar
terjadi. Dengan pasukan kecilnya serta peralatan perang seadanya mampu
mengalahkan kaum Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat yang dilengkapi dengan
peralatan perang. Hal ini di luar nalar pikiran sehat, bagaimana mungkin
pasukan kecil ini bisa menang dalam Perang Badar tanpa kehendak Allah swt.
Sebagaimana firman-Nya:
“(ingatlah) ketika kamu
memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu di perkenankanNya bagimu, sesungguhnya
Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang
datang berturut-turut,” (QS. al-Anfal [08]:9)
“Sungguh Allah telah menolong
kamu dalam perangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang
lemah, karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu menjadi orang yang
bersukur. (ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin, Apakah tidak
cukup bagimu Allah swt membantumu dengan tiga ribu Malaikat
yang diturunkan (dari langit)? Ya, (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap
siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya
Allah swt menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang
memakai tanda, dan kemenangan itu hanyalah dari Allah swt yang
Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”. (Ali Imron [03]:123-126)
Alhasil, pada tragedi perang
badar tersebut, orang-orang Quraisy terpukul mundur, meski jumlah mereka tiga
kali lebih banyak. Mereka menelan kekalahan besar, oleh hegemoni tentara
malaikat. Banyak pemimpin mereka yang tewas, salah satunya adalah Abu Jahal
sang pemimpin kaum Quraisy. Ia jatuh sebagai korban kesombongannya yang tidak
terkendalikan. Seluruh korban dari golongan kaum Quraisy yang gugur pada
peperangan tersebut sekitar 70 orang yang tewas, dan sekitar 70 orang yang
menjadi tawanan, sedangkan dari pihak kaum Muslimin ada 14 orang yang gugur
sebagai Shuhada.
Namun sebagaimana etika orang Muslim
yang telah dibimbing langsung oleh orang yang paling mulia di muka bumi, yakni
Rasulullah saw, memperlakukan para tawanan dengan baik, mereka diposisikan
bagaikan tamu yang harus dihormati. Ia diberi makanan roti, sementara mereka
sendiri mencukupkan dirinya dengan menyantap buah kurma, kaum Muslimin dilarang
untuk menyiksa tawanan. Mereka diperlakukan layaknya bukan tawanan, walaupun
dalam kondisi menjadi tawanan. Inilah yang selalu dijunjung tinggi oleh
Rasulullah saw. Sebagaimana tujuan Ia diutus, yakni untuk menyempurnakan etika
mulia.
Semoga
kisah ini menjadi penyemangat buat kaum muslimin yang hendak melaksanakan aksi
313 nanti. Karena sejatinya perang Badar ini adalah duel antara Kaum Kafir
Quraisy dengan Kaum Muslimin.,