Survei dan Analisa PILKADA DKI

ANALISA AKHIR DEBAT CAGUB DKI JAKARTA oleh mas ratonoefendi J

1. Dari Sisi Usia
Ahok: 50 tahun
Djarot: 54 tahun
Kesimpulan: Ketuaan

Anies: 47 tahun
Sandi: 47 tahun
Kesimpulan: masih energik dan masih muda, kompak sama sama 47

2. Dari Sisi Kekayaan
Ahok : Rp 26 miliar
Djarot : Rp 6 miliar
Kesimpulan: masih kurang tajir, terbuka peluang jadi koruptor

Anies: Rp 8 Miliar
Sandi: Rp 3,8 Triliun
Kesimpulan: sudah cukup tajir, lebih nyaman utk mengabdi

3. Dari Sisi Pendidikan:
Ahok: S1 Trisaksti S2 Prasetya Mulya
Djarot: S1 Brawijaya S2 UGM
Kesimpulan: masih domestik, kurang piknik

Anies: S1 UGM, S2 Maryland Amerika S3 Illinois Amerika
Sandi: S1 Wichita Amerika S2 G Washington Amerika
Kesimpulan: Sudah Go internasional

4. Dari Sisi Linguistik dan Komunikasi
Ahok: Kasar, Brutal, Bahasa kebun binatang, Bahasa kamar mandi, Bahasa terminal

Djarot: Pendiam dan gak komunikatif
Kesimpulan: Gak nyambung sama sekali, gak match dan beda jauh

Anies: Santun dan Ilmiah, Tenang dan Teduh

Sandi: Komunikatif dan Antusias,
Kesimpulan: saling mengisi dan saling melengkapi, match.

5. Dari Sisi Leadership
Ahok: Belum terbukti meskipun incumbent, gak bisa memimpin efektif, gubernur hasil administratif otomatis bukan hasil pemilihan

Djarot: Lebih banyak jadi ban serap selama ini, wagub hasil ditunjuk PDIP
Kesimpulan: dua duanya hasil karbitan dan titipan taipan

Anies: Sudah terbukti, baik di kementerian maupun di dunia internasional, Mantan Rektor, Mantan Menteri

Sandi: Pengusaha sukses, Berhasil memimpin 60.000 karyawan dengan perusahaan besar Recapital dan Saratoga
Kesimpulan: Sudah cukup cakap, apalagi hanya sekelas Gubernur DKI
Skor Akhir:
Ahok Djarot: 50-60-65-40-40

Anies Sandi: 80-85-80-90-90

Kalau dalam dunia tinju, ini sama dengan menang angka mutlak

Tinggal kalau nanti main curang di hari H, kita tinju beneran saja agar jadi menang KO

Sekian & Salam
Tengku Zulkifli Usman

Sumber : Akun instagram @ratOnOefendi dan @____littlemujahid.id

Share:

BASWEDAN-OLEH USTADZ SALIM A FILLAH

Ada satu acara layar kaca yang senantiasa dinanti anak seusia saya, para murid SD di pedalaman Yogyakarta, sekira seperempat abad lalu. Tanah Merdeka, begitu tajuknya, digagas oleh Ishadi SK. Diwarnai kibar-kibar bendera dan derap irama yang menghentak, sosok berkulit agak gelap dengan senyum khas itu bicara dengan nada tegas dan ukara tertata, ketika mewawancarai tokoh-tokoh bangsa. Baswedan. Anies Baswedan.
Kami tahu, betapa terhormatnya marga itu di Yogyakarta. Penghulunya, 'Abdur Rahman Baswedan adalah wartawan pejuang, pendiri Partai Arab Indonesia yang langsung membubarkan diri begitu tergapai cita; Indonesia Merdeka. Putra beliau, 'Abdur Rasyid adalah pendidik di UII. Sang menantu, Aliyah adalah Guru Besar di UNY. Anies adalah putra pasangan ini, cucu sang pahlawan.

Marga Baswedan, bagi kami, adalah bintang kejora. Penantian kami pada Tanah Merdeka, sama dengan antusiasnya Ayah saya menyetel radio keras-keras sambil menyapu halaman atau memangkas pagar wora-wari di Ahad pagi, menanti suara khas Pak Tedjo Sumarto Sarjana Hukum dalam program 'Forum Negara Pancasila'. Mungkin Mas Anies lupa, tapi seingat saya, kami bersemuka dalam sebuah sayembara menulis cerita sepropinsi DIY di Museum Benteng Vredeburg pada medio 90-an. Dia membawakan acara, sementara saya hanya murid SD peserta lomba yang datang lebih dari satu jam berkendaraan umum. Beberapa bulan kemudian saya diundang ke Kepatihan untuk menerima hadiah juara pertama dari Gubernur Sri Pakualam VIII, dan saya berharap bahwa pembawa acaranya juga Anies Baswedan. Ah, sayangnya bukan.

Bertahun-tahun kemudian setelah Mas Anies pulang dari Amerika, memimpin Paramadina, mencetuskan 'Indonesia Mengajar' hingga 'Turun Tangan', saya menajamkan kekaguman yang telah tumbuh sejak kecil itu melalui cerita-cerita adik kelas SMA saya, yang ayahandanya juga guru saya di Jogokariyan, yang akrab di alam para cendikia dengan Mas Anies; Shofwan Al Banna Choiruzzad, Ph.D. Saya baru tahu belakangan bagaimana kiprah Mas Anies semasa mahasiswa; menentang SDSB, bergiat di HMI dan MPO-nya, memimpin Senat, serta merintis pembentukan BEM sebagai lembaga eksekutif

Sementara SM menjadi lembaga legislatif kemahasiswaan. Berbagai kejuaraan, pengakuan, dan penghargaan dari dalam maupun luar negeri yang diraihnya adalah pendar kemilau bagi kepermataannya sejak mula; cerdas, amanah, hangat.
Ah, dan beberapa kali saya mengecewakannya.

Suatu hari saya bersama Hilma, Nawwaf, dan Umminya sedang berada di Palembang memenuhi undangan bincang para muda di Masjid Al 'Aqabah, PT Pusri. Telepon berdering dan Mas Anies yang sudah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu bicara membujuk saya agar mau terbang sebentar ke Jakarta. Acaranya? Sebuah tasyakur kecil-kecilan keluarga dan handai taulan untuk mendoakan Ibunda beliau, Prof. Aliyah, yang hari itu bertambah usia.
Meski hati terlonjak hendak bersitatap dengan keluarga yang saya kagumi sejak kecil, saya memohon maaf. Saya tidak bisa. Janji dengan adik-adik di Palembang tak mungkin dikurangi.
Doa untuknya dan Sang Bunda hanya saya kirim dari jauh.

Lebaran lalu saya mengecewakan Mas Anies untuk kali kedua. Di tengah Ramadhan, dia menghubungi lagi, meminta saya berbagi bincang dalam Syawalan di Kementerian yang dipimpinnya. Saya menyanggupi dengan catatan berangkat pagi dan petang sudah tiba kembali di Ngawi. Tapi persoalan teknis penuhnya semua penerbangan di hari H karena terlambatnya pengurusan tak terselesaikan. Saya yang kadung punya janji dengan keluarga tak dapat menenggang perubahan jadwal.

Tepat ketika dia diberhentikan dengan hormat dari amanah sebagai Menteri, saya menuliskan harapan bahwa tantangan menarik berikutnya untuk dia adalah menjadi Gubernur. Bukan di Yogyakarta yang pemerintah propinsinya meraih berturut-turut kinerja A tertinggi berdasar penilaian Kementerian PAN dan RB itu. Yogyakarta sudah 'istimewa' dalam segala maknanya. Saya katakan saat itu, dia diperlukan untuk menata ibukota. Sekira 8 pekan kemudian, nama Anies Baswedan memasuki gelanggang pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Kini, menjelang pemilihan babak kedua digelar, saya akan kembali mengulangi harapan itu. Pemimpin, adalah pemimpi dengan n, yakni nyali, kata Mas Anies. Nyalinya untuk berlaga adalah keyakinan bahwa tugas kita itu berjuang. Sebakda itu.

laa ghaaliba illallaah. Yang Maha Memiliki Kemenangan hanya Allah.
Walau tak punya suara, inilah kami mendukungnya dalam doa. Terimakasih telah mengilhami anak-anak Indonesia sejak Tanah Merdeka, Indonesia Mengajar, edaran menyentuh pada awak Kemendikbud untuk melayani para guru yang mengurus kepegawaian, hingga teladan mengantar anak di hari pertama masuk sekolah. Lanjutkan Mas Anies, dan jangan terkejut bahwa jikapun kau terpilih, kami takkan berpesta gembira. Ketika kau menjabat, kami bahkan akan bersiap untuk menjewer dan mengomel.


Di seberang sana, doa kami untuk Baswedan lain yang diuji dengan air keras di tengah derasnya tugas. Syafaakallaahu syifaan taamman, Bang Novel.
Dari postingan tersebut, netizen pun banyak yang memberikan komentar diantaranya
@hudaya_rosadinsyaAllah kami sekeluarga besar di ibukota siap mengantar beliau @aniesbaswedan memimpin ibukota
👌
@rizqifajruniCiee ciie pak @aniesbaswedan ada yang naksir ternyata...

@destria_k@salimafillah sewaktu msh jd mahasiswa dalam perjalanan kereta menuju Jogja sy pernah duduk di samping Bu Aliyah. Saya bahkan di ajak pulang brg dan di antar sampai depan kos krn kebetulan rumah beliau melewati kos saya di daerah jakal. Sepanjang jalan mendengar nasihat berharga, ttg bgmn beliau mendidik anak2nya. 😊

@galeri_bukurniaMaasyaAllah.. ternyata orang2 hebat memang selalu memiliki moment.. yg mmbuat saling terpautnya hati.. ust.@salimafillah dan Pak @aniesbaswedan dua tokoh yg menginspirasi..
@pujiel08MasyaaAllah..ustad @salimafillah , betapa orang pinter itu temannya juga pinter...para bintang kejora .

Semoga Allah memberikan hasil yang terbaik untuk PILKADA DKI 19 April Mendatang.
Sumber : Instagram Ustadz @salimafillah
Share:

PESONA TAMAN RAJA BATU

Taman Raja Batu  di komplek perkantoran bupati rekomendasi destinasi baru untuk disambangi ketika akhir pekan. Sebab, pesona alamnya sungguh cantik. 
Taman Raja Batu merupakan sebuah Taman buatan yang berada di pinggiran sungai singolot.  Anda disana bisa menikmati keindahan batu-batu besar yang disusun secara rapi dipinggiran sungai singolot. Selain keindahan batunya di sana kita bisa melihat bentuk gordang sambilan, Bulang (Pakaian adat mandailing natal), Kopi mandailing (cita rasa kopi arabikanya sudah mendunia), serta pepohonan yang memberikan kesan sejuk.
Salah satu yang menjadi Keunggulan utama yang terdapat di destinasi Taman Raja Batu ini adalah ini keindahan panorama alamnya. Mata kita akan dimanjakan dengan keindahan bukit yang baris berbaris secara rapi. Eiits tak hanya bukit , di Taman Raja Batu juga terdapat beranda MADINA yang berlantaikan kaca kemudian area panjat tebing serta Goa buatan yang mana disekelilingnya ditumbuhi Pohon kopi mandailing.
Waktu yang paling tepat untuk berkunjung ke Taman Raja Batu adalah Pagi dan sore hari, saat pagi, kita bisa menikmati keindahan matahari yang mulai menyingsing di ufuk Timur. Sedangkan saat sore hari para pengunjung bisa menikmati sunset yang indah di atas bukit barisan sembari berselfie ria.
Dan yang terpenting adalah Biaya masuk serta parkir gratisssssss. Pokoknya Recommended bangetlah dijadiin tempat wisata keluarga. And don’t forget to bring makanan sebelum nyampe ketempat ini, karena didalam gag bakalan ada yang jual makanan, yang ada cuman jualan kopi mandailing.

 Berikut beberapa penampakan di Taman Raja Batu:



















Share:

Pengen Jualan Jilbab Online? Baca Ini dulu !

Pernyataan Kepala Kepolisian Daerah (Kaoplda) Metro Jaya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan yang menyebut ada kaitan kasus teror yang menimpa Novel Baswedan dengan bisnis jualan jilbab yang dijalankan istrinya menjadi sorotan di media sosial.
Banyak netizen mempertanyakan mengapa yang dikaitkan adalah jualan jilbab online, bukan hal yang lebih besar seperti kasus simulator SIM, e-KTP dan reklamasi.
Mantan wartawan senior Edy A Effendi di akun twitternya menampilkan gambar Novel Baswedan yang sedang terbaring di rumah sakit dan Ahok. Lalu ada gambar berlatar pulau reklamasi dengan kalimat: Novel Baswedan Korban Premanisme Karena Mengusut Dugaan Megakorupsi Reklamasi.“Dapat gambar ini. Bisa benar,” tulis Edy melalui akun Twitter pribadinya, @eae18, Selasa (11/4/2017)

Kini, di media sosial beredar meme menyindir pernyataan yang mengaitkan teror yang menimpa Novel Baswedan dengan bisnis jualan jilbab yang dijalankan istrinya. Di antaranya karya Dody (Goresan Dody) ini.

Sumber : Instagram @IndonesiaBertauhid 


Share:

19 Tahun Reformasi-Oleh Fahri Hamzah

Ini aku malam,
Mengadu sendiri...
Membentang perasaan sepi,
Mengadu di antara sunyi... Mengapa jiwa kita berhenti..
Seperti memberi restu pada lidah api yg menjilat nurani... Mengapa kita diam,
Apakah karena kezaliman terlalu sempurna?

Mengapa kalian membisu apakah karena kalian adalah Bagian dari persoalan?

Aku tiada tahan melihat kata-kata yang menari melingkar menghibur kemunafikan... Maka jika hari ini aku mengaku bersalah bukan karena aku membangkang kepada kaisar... Aku mengaku bersalah karena pernah menjadi yang mendiamkan sehingga sehingga kezaliman nampak seperti keadilan.. Karena pernah menjadi bagian dari yang menjaga citra kekuasaan.. Mencitrakan bahwa tangan dan taring kekuasaan sebagai kasih sayang dan kelembutan adalah dosa.. Hutang budi dan intimidasi membuat kalian membuat kalian tak bisa lagi hadir apa adanya... Sampai kapan kalian diam?
Mengapa kalian merasa pantas?
Apakah diam kalian adalah emas?

Ini aku malam,
Aku sendiri dipeluk mendung dan dingin.. merasa semakin sepii.... diterpa sepoi malam menusuk tulang... Aku bertanya kepada malam, apakah esok pagi ada harapan?

Entahlah... aku sepi... dan kesalahanku adalah karena diam... Twitter @Fahrihamzah
00.34-1.18 07/4/2017
Sumber : Laman Instagram Fahri Hamzah
Share:

Makalah Bahasa Indonesia

Bahasa adalah sarana ataupun alat yang dipakai manusia untuk melakukan komunikasi antar sesama manusia, baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini merupakan fungsi dasar bahasa yang tidak dihubungkan dengan status dan nilai-nilai sosial. Setelah dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari yang di dalamnya selalu ada nilai-nilai dan status bahasa tidak dapat ditinggalkan.
Bahasa mempunyai fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, karena dengan menggunakan bahasa seseorang juga dapat mengekspresikan dirinya. Fungsi bahasa sangat beragam diantara bahasa digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, serta sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahasa memang sangat penting digunakan. Karena bahasa merupakan simbol yang di hasilkan menjadi alat ucap yang biasa digunakan oleh sesama masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari hampir semua aktivitas kita menggunakan bahasa. Baik menggunakan bahasa secara lisan, tulisan maupun bahasa tubuh. Bahkan saat kita tidur pun tanpa sadar kita menggunakan bahasa.
Pengertian bahasa Menurut Keraf dalam Smarapradhipa (2005:1), memberikan dua pengertian bahasa. Pengertian pertama menyatakan bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Kedua, bahasa adalah sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujaran) yang bersifat arbitrer.
Menurut Syamsuddin (1986:2), beliau memberi dua pengertian bahasa. Pertama, bahasa adalah alat yang dipakai untuk membentuk pikiran dan perasaan, keinginan dan perbuatan-perbuatan, alat yang dipakai untuk mempengaruhi dan dipengaruhi. Kedua, bahasa adalah tanda yang jelas dari kepribadian yang baik maupun yang buruk, tanda yang jelas dari keluarga dan bangsa, tanda yang jelas dari budi kemanusiaan.
Menurut Pengabean (1981:5), berpendapat bahwa bahasa adalah suatu sistem yang mengutarakan dan melaporkan apa yang terjadi pada sistem saraf. Menurut Kridalaksana bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer(mana suka) yang digunakan oleh kelompok masyarakat secara konvensional, untuk berkomunikasi, bekerja sama dan mengekspresikan diri.
Dari pendapat beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah suatu bunyi yang dihasilkan dari alat ucap manusia yang timbul karena adanya suatu perasaan ataupun keinginan yang yang ingin diutarakan yang kemudian diolah sistem saraf pusat untuk mengeluarkan bunyi ujaran yang bersifat arbitrer

Nah, bagi rekan-rekan yang ingin mendapatkan makalah FULL nya, silahkan klik LINK INI
Share:

KISAH 313 (BADAR)

Perang Badar terjadi pada 17 Ramadhan tahun 2 hijriyah. Ini adalah peperangan pertama yang mana kaum Muslim (Muslimin) mendapat kemenangan terhadap kaum Kafir dan merupakan peperangan yang sangat terkenal karena beberapa kejadian yang ajaib terjadi dalam peperangan tersebut. Jumlah kaum Muslimin cuma 313, sementara tentara musuh berjumlah 1000 orang. Namun kaum Muslimin menang, bagaimana bisa?

Ekspedisi Tentara Islam
Pada Bulan Safar, awal bulan ke 12 sejak hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah, untuk pertama kalinya Rasulullah saw  keluar untuk berperang dalam kancah perang Wildan. Inilah permulaan disyariatkannya peperangan dalam Islam. Invasi tersebut bertujuan memerangi kaum Quraisy dan Bani Hamzah yang menghalangi dakwah Nabi Muhammad saw.

Persiapan orang Muslim sudah cukup matang, namun peperangan urung digelar, sebab Bani Hamzah menawarkan perdamaian. Maka Rasulullah bersama para sahabat kembali ke Madinah. Selang beberapa waktu, Rasulullah saw mendengar kedatangan rombongan kaum Quraisy dari Syam menuju Makkah di bawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb.

Teringatlah Rasulullah saw  pasca peristiwa beberapa saat sebelumnya, ketika masih di Makkah, harta pengikut Rasulullah saw dirampas oleh orang-orang Quraisy. Itulah sebabnya Rasulullah saw segera meminta umatnya mencegah iring-iringan kafilah tersebut, seraya berseru “Barang bawaan mereka harus dirampas sebagai gantinya”.  Namun seruan Rasulullah ini masih disambut dingin oleh sebagian kaum Muslimin. Mayoritas mereka berpikir pesimis, menyangka bahwa peperangan tidak akan terjadi sama seperti penyerbuan ke Madinah pada beberapa waktu yang lalu.

Awal Mula Tragedi Perang Badar
Di suatu malam pada bulan Ramadlan, berangkatlah sekitar 313 orang Islam. Mereka mengendarai 2 kuda dan 70 unta. Setiap unta ditunggangi secara bergantian oleh dua sampai tiga orang. Rasulullah saw langsung memimpin,  yang tujuannya tiada lain kecuali ingin menyerang kawanan kafilah yang dipimpin oleh Abu Sufyan. Sayang, rencana penyerangan itu bocor hingga telinga Abu Sufyan.

Ketika mengetahui dirinya menjadi sasaran umat Islam, dia langsung mengirim delegasi ke kaum Quraisy agar melindungi harta benda bawaannya. Ia mengutus kurir bernama Dham Dham bin Amr al-Ghiffari ke Makkah. Atas siasat Abu Sufyan Dham Dham berpenampilan layaknya orang yang telah disiksa oleh kaum Muslim. Badannya berlumuran darah, serta bajunya tersobek-sobek. Siasat ini mampu menarik simpati kaum Quraisy. Seluruh kaum Quraisy berkumpul dan berangkat ke Madinah, yang dipimpinan Abu Jahal.
Konvoi pasukan yang menuju Madinah kira-kira 1000 personil. Sementara rombongan Abu Sufyan berhasil meloloskan diri melalui mata air Badau, terus ke Pantai lalu menuju Makkah.

Berkobarnya Api Jihad
Berita itu terdengar juga oleh Rasulullah saw, dan menimbulkan suasana genting di pihak kaum Muslim. kafilah yang menjadi targetnya lepas dari genggaman. Berganti tentara kaum Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat lebih banyak. Dalam keadaan yang mendesak seperti ini Rasulullah saw segera mengumpulkan para Sahabat Muhajirin dan mengadakan musyawarah untuk mencari solusi terbaik. Ternyata dari diskusi tersebut para Sahabat yang berjumlah sedikit itu, menunjukkan semangatnya untuk berjihad, lebih-lebih perang sudah diisyaratkan oleh Allah swt, melalui sabda Rasul-Nya.

Ketika kaum Muslimin sedang berdiskusi, kaum Quraisy di bawah pimpinan Abu Jahal mulai merapat ke lembah Badar, menuju kaum Muslimin yang sedang berdiskusi. Lembah ini memang sejak lama diincar oleh Abu Jahal untuk dikuasai.
Ketika mereka sampai di sisi lembah, Rasulullah  saw tampak gagah memimpin pasukan Muslim yang siap tempur di sisi yang berseberangan. Posisi mereka nyaris berhadap-hadapan di dekat mata air Badar. Ketika itu salah seorang Sahabat, Al-Habab bin Mundzir,bertanya kepada Rasulullah: “Ya Rasulallah, apakah dalam memilih tempat ini, Anda menerima wahyu dari Allah swt yang tidak bisa diubah lagi? ataukah berdasarkan taktik perang?”.

Rasulullah menjawab: “Tempat ini aku pilih berdasarkan pendapatku dan taktik peperangan”. Setelah mendengar jawaban Rasulullah saw , Al-Habab mengusulkan pendapatnya, “Ya Rasulullah! jika demikian, ini bukan tempat yang tepat, ajaklah pasukan ke tempat air yang dekat dengan musuh, kita membuat kubu pertahanan di sana dan menggali sumur-sumur di belakangnya, kita membuka kubangan di sana dan kita isi air hingga penuh. Dengan demikian kita akan berperang dalam keadaan persediaan air minum yang cukup, sedangkan musuh tidak akan memperoleh air minum.” Rasulullah saw menjawab, “Pendapatmu cukup baik”. Dengan keputusan itu, lalu Rasulullah saw memberi aba-aba kepada kaum Muslimin untuk segera pindah ke tempat yang telah diusulkan oleh Habab bin Mundzir.
Ketika kaum Quraisy -dengan angkuhnya- maju menuju Lembah Badar, Rasulullah saw mengangkat kedua tangannya seraya berdoa kepada Allah swt, “Ya Rabbi, jika pasukan kecil ini sampai binasa, tidaklah akan ada lagi yang menyembah-Mu dengan hati yang ikhlas”. Ketika Abu Bakar ash-Shidiq melihat wajah Rasulullah saw yang terlihat sedih, maka ia berusaha menenangkan hati junjungannya itu seraya berkata, “Ya Rasulallah, demi diriku yang ada di tangan-Nya,, bergembiralah! sesungguhnya Allah swt pasti akan memenuhi janji yang telah di berikan kepadamu”.

Janji Allah swt
Beberapa saat setelah kedua pasukan berhadapan, peperangan dibuka dengan tampilnya tiga orang Quraisy menuju medan laga, tempat yang memisahkan kaum Muslimin dengan lawan. Ini merupakan salah satu peradaban orang Arab ketika berperang, yakni 'duel satu lawan satu'.

Ketika para sahabat Nabi saw melihat tiga orang maju, maka tiga sahabat Nabi saw, yakni Hamzah, Abu Ubaidillah dan Ali bin abi Thalib, dengan pedang yang bercabang yang diberi nama Zulfikar, menerima tantangan itu. Pertarungan berlangsung sengit di antara ketiganya. Setelah pertarungan yang berlangsung cukup lama itu, ketiga Sahabat Nabi saw memenangkan laga tersebut. Dengan keadaan ini semangat kaum Muslimin semakin membara. Sebaliknya, perasaan kaum Quraisy mulai digrogoti ketakutan.

Beberapa saat kemudian semua tentara membeludak ke medan laga, pertarungan antara kubu Muslimin dengan kubu Quraisy mulai berkecamuk, pertarungan pun berlangsung sengit. Janji Allah swt, seperti yang diinginkan oleh Abu Bakar kepada Rasulullah saw, benar-benar terjadi. Dengan pasukan kecilnya serta peralatan perang seadanya mampu mengalahkan kaum Quraisy yang jumlahnya tiga kali lipat yang dilengkapi dengan peralatan perang. Hal ini di luar nalar pikiran sehat, bagaimana mungkin pasukan kecil ini bisa menang dalam Perang Badar tanpa kehendak Allah swt. Sebagaimana firman-Nya:
(ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu di perkenankanNya bagimu, sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu Malaikat yang datang berturut-turut,” (QS. al-Anfal [08]:9)
Sungguh Allah telah menolong kamu dalam perangan Badar, padahal kamu adalah (ketika itu) orang-orang yang lemah, karena itu bertakwalah kepada Allah, supaya kamu menjadi orang yang bersukur. (ingatlah), ketika kamu mengatakan kepada orang mukmin, Apakah tidak cukup bagimu Allah swt membantumu dengan tiga ribu Malaikat yang diturunkan (dari langit)? Ya, (cukup), jika kamu bersabar dan bersiap siaga, dan mereka datang menyerang kamu dengan seketika itu juga, niscaya Allah swt menolong kamu dengan lima ribu Malaikat yang memakai tanda, dan kemenangan itu hanyalah dari Allah swt yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”. (Ali Imron [03]:123-126)

Alhasil, pada tragedi perang badar tersebut, orang-orang Quraisy terpukul mundur, meski jumlah mereka tiga kali lebih banyak. Mereka menelan kekalahan besar, oleh hegemoni tentara malaikat. Banyak pemimpin mereka yang tewas, salah satunya adalah Abu Jahal sang pemimpin kaum Quraisy. Ia jatuh sebagai korban kesombongannya yang tidak terkendalikan. Seluruh korban dari golongan kaum Quraisy yang gugur pada peperangan tersebut sekitar 70 orang yang tewas, dan sekitar 70 orang yang menjadi tawanan, sedangkan dari pihak kaum Muslimin ada 14 orang yang gugur sebagai Shuhada.

Namun sebagaimana etika orang Muslim yang telah dibimbing langsung oleh orang yang paling mulia di muka bumi, yakni Rasulullah saw, memperlakukan para tawanan dengan baik, mereka diposisikan bagaikan tamu yang harus dihormati. Ia diberi makanan roti, sementara mereka sendiri mencukupkan dirinya dengan menyantap buah kurma, kaum Muslimin dilarang untuk menyiksa tawanan. Mereka diperlakukan layaknya bukan tawanan, walaupun dalam kondisi menjadi tawanan. Inilah yang selalu dijunjung tinggi oleh Rasulullah saw. Sebagaimana tujuan Ia diutus, yakni untuk menyempurnakan etika mulia.

Semoga kisah ini menjadi penyemangat buat kaum muslimin yang hendak melaksanakan aksi 313 nanti. Karena sejatinya perang Badar ini adalah duel antara Kaum Kafir Quraisy dengan Kaum Muslimin.,


Share:

Recent Posts

Sponsorship