SUBHANALLAH !! QARI MENINGGAL DUNIA KETIKA MEMBACA AYAT SUCI AL-QUR'AN

Alm Ust Ja'far yg wafat saat membaca al Qur'an, di acaranya Bu Mensos. Beliau baru baca ayat 1 dan 2 QS. Al Mulk. Silahkan buka ayat tersebut. Ayat tersebut berbicara tentang kehidupan dan kematian, sebagai ujian.

Pada saat mulai membaca ayat ke 3, beliau kembali kepada Allah. Setiap muslim pasti menginginkan husnul khatimah. Di antara tanda husnul khatimah adalah meninggal saat beribadah atau beramal shalih.

Tak ada yang aneh saat Ustadz Jakfar membaca surat ke-67 yang juga merupakan surat pertama dalam juz 29 itu. Hadirin bisa mendengarkan suara merdunya. Namun, saat masuk ayat ketiga, suara qari’ itu terdengar semakin mengecil.
Mikrofon di tangannya terlihat menjauh dari bibir, lalu jatuh. Kepalanya menunduk beberapa detik kemudian tubuhnya miring dan roboh ke kanan.  Orang-orang yang melihat pun kaget. Beberapa panitia naik ke atas panggung. Menteri Khofifah juga. Lalu ia minta petugas medis memeriksa kondisi Ustadz Jakfar. "Dia lalu dibawa petugas ke RSI Jemursari," kata Rofik Kurdi Ismail, salah seorang panitia acara, seperti dikutip Viva. Sekitar satu jam kemudian, panitia acara mengumumkan bahwa Jakfar dinyatakan meninggal dunia oleh dokter rumah sakit. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.
Apa yang dialami oleh Ustadz Jakfar Abdurrahman hari ini, insya Allah husnul khatimah. Qari’ ini menghembuskan nafas terakhir ketika membaca ayat suci Al Qur’an di kediaman Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, di Jemursari Surabaya, Senin (24/4/2017). Sekira jam 9 pagi, digelar Peringatan Haul Almarhumin keluarga besar Khofifah Indar Parawansa. Setelah itu, acara disambung dengan Hari Ulang Tahun ke-71 Muslimat Nahdlatul Ulama dan Haul Syekh Abdul Qadir Jailani.

BACA JUGA : WARGA NIGERIA TERKEJUT DENGAN PEMUDA TURKI ISLAM

Dari peristiwa diatas maka timbul pertanyaan dari Ustadz Yusuf Mansur dalam Instagramnya, beliau menanyakan “Wafat yg seperti apa yg kita inginkan? Dan seperti apa wafatnya kita kelak? Semoga semua husnul khatimah.”

Sungguh kita semua iri dengan alm Ust Ja'far. Segala doa untuk beliau dan keluarga yg ditinggalkannya. Juga panitia acara tersebut. Semoga dpt kebaikan dari kematian yg husnul khatimah .

Percuma juga kuat, hebat, kaya, top, cantik, ganteng, keren, pinter, bekuasa... Tapi wafatnya, jelek. Wafatnya suu-ul khaatimah. Na'uudzu billaahi mindzaalik.

Silahkan baca Istighfar, dan berdoa untuk ampunan bagi kita semua.

Semoga kebaikan-kebaikan yang mengalir dari pelajaran ini, ngalir ke Ust Ja'far juga dan keluarganya. Kata Ustadz Yusuf Mansur dalam instagramnya.

Semoga kita merasa IRI dengan kejadian ini, serta bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini. Aamiin Ya Rabb

 Silahkan Cek Videonya pada link ini: LINK 1 ||  LINK 2

Sumber : IG Shella 12ahma & Ustadz Yusuf Mansur


Share:

ITAK POUL-POUL KUE KHAS MANDAILING YANG HAMPIR HILANG

Itak Poul-poul merupakan penganan khas dari Mandailing Natal, Sumatera Utara. Itak Poul-poul memiliki arti sebuah Tepung yang di Kepal-Kepal, Itak artinya Tepung dan Poul-Poul artinya Kepal-Kepal. Jadi Itak Poul-Poul adalah Makanan yang terbuat dari tepung beras dan campuran lainnya yang kemudian cara pembuatannya di poul-poul (kepal-kepal) sehingga menimbulkan bekas jari tangan di kue tersebut. Cara mengepalkan campuran adonan tepungnya sama halnya ketika memeras parutan kelapa menggunakan tangan.
Penganan Itak poul-poul ini termasuk penganan sejenis kue yang terdiri dari campuran tepung beras, Kelapa Parut, Gula Merah, dan Garam. Adapun cara pembuatannya adalah sebagai berikut :
Bahan-Bahan :
1.    100 gram tepung beras
2.    200 gram tepung parut
3.    100 gram gula merah
4.    Garam secukupnya

Langkah Pembuatannya :
1.    Siapkan dan Campurkan bahan-bahan diatas dalam wadah
2.    Aduk semua bahan sampai menyatu
3.    Setelah adonan rata, Ambil adonan sesuai selera dan poul-poul (kepal-kepal) hingga cukup padat.
4.    Siapkan dandang kukusan. Kukus hingga matang kurang lebih selama 20 menit . And it’s done!
Cara pembuatannya sebenarnya tergolong cukup gampang dan tidak terlalu memakan biaya & waktu yang  banyak serta memiliki cita rasa yang lezat. Akan tetapi entah apa yang terjadi Kue ini sudah sangat jarang sekali ditemukan di wilayah Mandailing Natal. Dahulu ketika penulis masih SD, makanan ini sering sekali dijumpai baik dijual di warung-warung maupun diolah untuk santapan di rumah.
Berdasarkan info yang penulis kuti dari website www.medanbisnisdaily.com Makanan ini hanya bisa dijumpai di beberapa tempat. Misalnya di Kotanopan dan Panyabungan. Untuk Kotanopan, makanan ini dijual di warung Simpang Tiga Raya, itupun hanya hari Jum"at dan Sabtu. Selebihnya untuk mencari Itak Poul-Poul ini sangat susah. Kalaupun ada dibuat hanya sebatas untuk dikonsumsi keluarga, bukan untuk di jual.
Hal ini diakui Siti Aminah Sari SE, Selasa (13/8) salah seorang peminat makanan itak poul-poul. "Belakangan ini sangat susah mencari makanan ini, setahu saya untuk daerah Kotanopan hanya ada di warung Simpang Tiga Raya, itupun hari Jum,at dan Sabtu. Kalau kita ingin jumlah yang lebih banyak, kita harus memesan terlebih dahulu. Sebagai makanan khas Mandailing, jenis makanan ini seharusnya dilestarikan," katanya.
Pengelola warung Simpang Tiga Raya Kotanopan, Hj Masna mengaku cara pembuatan itak poul-poul ini cukup mudah. "Cara pembuatannya cukup mudah, tidak memakan waktu lama. Untuk melestarikan makanan khas budaya Mandailing ini kita sengaja menjualnya pada hari Jum"at dan Sabtu. Peminatnya cukup banyak, selain masyarakat di sini, bagi mereka yang kebetulan singgah di warung ini selalu membeli itak poul-poul ini. Bahkan dari Medan, Padangsidimpuan, Natal, atau warga Mandailing yang ada perantauan sering memesan ke mari," ujarnya.
Pengakuan lainnya datang dari salah seorang warga Kotanopan, Duski Lubis. Dia mengatakan makanan itak poul-poul belakangan ini memang mulai hilang, sangat jarang orang membuatnya sekarang, apalagi menjualnya. "Saya masih teringat dulu sekitar tahun 70-an hingga 80-an, asal datang tamu ke rumah, makanan yang disediakan adalah itak poul-poul. Bukan itu saja, kalau dulu makanan ini juga digunakan saat pesta perkawinan. Oleh-oleh yang dibawa keluarga penganten laki-laki biasanya itak poul-poul dan kalau daerah lain masih bias dijumpai itu ketika anak lahir dalam keluarga biasanya dibuatlah itak pooul - poul," jelasnya.
Nah, apakah yang terjadi, salah orang tua kah yang tidak memperkenalkan makanan ini kepada anak-anaknya, atau salah anaknya yang terlalu menyukai makanan yang serba instan?
Penulis berharap makanan ini bisa tetap eksis dikalangan masyarakat, karena penulis yakin cita rasa dari kue ini tidak akan kalah bersaing dengan Wafer-wafer yang ada diwarung-warung. Selain rasanya lezat, makanan ini sehat dan mengenyangkan dan cocok untuk dijadikan sarapan pengganti nasi.
Kan asyik tuh, Nge-teh atau Ngopi ditemani Itak Poul-poul hangat. Plus suasana pagi perkampungan yang sejuk. Widiiiiiiihhhh mantap J
Penulis sengaja mencantumkan resep membuat itak poul-poulnya supaya pembaca yang belum bisa membuatnya. Bisa mencobanya dirumah.
Selamat Mencoba, Lestarikan Kue Khas Mandailing Natal

#HasanTarmiziNasution




Share:

KISAH ULAR DAN GERGAJI

Seekor ular memasuki gudang tempat kerja seorang tukang kayu di malam hari. Kebiasaan si tukang kayu adalah membiarkan sebagian peralatan kerjanya berserakan & tidak merapihkannya.
Nah ketika ular itu masuk kesana, secara kebetulan ia merayap di atas gergaji. Tajamnya mata gergaji menyebabkan perut ular terluka. Ular beranggapan gergaji itu menyerangnya. Ia pun membalas dengan mematuk gergaji itu berkali-kali.
Serangan yang bertubi-tubi menyebabkan luka parah di bagian mulutnya. Marah & putus asa, ular berusaha mengerahkan kemampuan terakhirnya utk mengalahkan musuhnya. Ia pun lalu membelit dengan kuat gergaji itu.
Belitan yang menyebabkan tubuhnya terluka amat parah, akhirnya ia pun mati binasa. Di pagi hari si tukang kayu menemukan bangkai ular tsb di sebelah gergaji kesayangannya.
Sahabat... 
Kadangkala di saat marah, kita ingin melukai orang lain. Setelah semua berlalu, kita baru menyadari bahwa yang terluka lebih parah sebenarnya adalah diri kita sendiri.
Banyaknya perkataan yang terucap & tindakan yang dilakukan saat amarah menguasai, sebanyak itu pula kita melukai diri kita sendiri.
Tidak ada musuh yang tidak dapat di taklukkan oleh cinta kasih.
Tidak ada permusuhan yang tidak dapat dimaafkan oleh ketulusan.
Tidak ada kesulitan yang tidak dapat dipecahkan oleh ketekunan.
Tidak ada batu keras yang tidak dapat di pecahkan oleh kesabaran.
Semua itu haruslah berasal dari diri kita.
Dendam, benci, curiga/pikiran negative apapun itu, sebenarnya bagaikan ular yang membelit gergaji, yg bisa terus menerus muncul dalam pikiran kita, menusuk & membakar batin kita sendiri.
Latihlah setiap saat utk memaafkan, mampu dengan cepat melepaskan & membuang sampah pengotor batin dan pikiran kita.
Semoga bermanfaat...




Share:

HAK ALLAH DI PAGI HARI

Rasulullah Rasulullah shalallahu ‘alaihiwasallam bersabda :
“ Barangsiapa yang bangun di pagi hari namun hanya DUNIA yang dipikirkannya, sehingga seolah-olah dia tidak melihat hak Allah dalam dirinya maka Allah akan menanamkan 4 (empat) penyakit dalam dirinya:
1.    Kebingungan yang tiada putusnya;
2.    Kesibukan yang tidak ada ujungnya;
3.    Kebutuhan yang tidak terpenuhi; dan
4.    Keinginan yang tidak tercapai”.( HR. Ath Thabrani).
Maka mulailah pagi harimu dengan menjaga hak Allah terlebih dahulu, dan bersyukhur karena Dia masih memberi umur dan kesempatan untuk hidup, dengan demikian Allah akan menjaga “DUNIA” mu.
Dimulai dengan membaca doa bangun tidur:
"اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَمَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Artinya : 
"Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan dibangkitkan."
Berikutnya adalah shalat sunnah sebelum subuh.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat shalat sunnah subuh lebih baik daripada dunia dan seluruh isinya.”(HR. Muslim725).
Apa yang perlu dikhawatirkan jika anda telah mendapatkan yang lebih baik dari dunia dan seisinya?
Kemudian shalat subuh berjama'ah di masjid bagi laki-laki.
“Barang siapa yang shalat subuh maka dia berada dlm jaminan Allah…” (HR. Muslim no. 163).
Apa yang anda takutkan jika Allah yang maha memiliki alam semesta ini telah menjamin hari mu?
Kemudian diikuti dzikir di pagi hari.
“Maukah kamu aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci di sisi Raja-mu (Allah), dan paling mengangkat derajatmu; lebih baik bagimu dari infak emas atau perak?” Beliau bersabda: “Dzikir kepada Allah Yang Maha tinggi.” (HR. At-Tirmidzi no. 3377)
Dan apa yang perlu diresahkan jika dengan dzikir pagimu, Allah akan mengangkat derajatmu?
Dengan berdzikir maka pagi mu akan menjadi lebih indah dan berseri.
“…Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi TENANG.” (QS. Ar-Ra’d: 28).
Lalu tutup pagimu dengan sholat dhuha, bersedekah untuk 360 persendianmu, maka Allah akan mencukupimu hingga sore hari :
“Allah Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, jangan-lah engkau tinggalkan 4 raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286),
“Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354
Betapa tenang dan damainya pagi hari jika kita mulai dengan memelihara hak Allah.
Semoga kita dijadikan hamba Allah yang senantiasa bersyukur dan senantiasa mendahulukan hak-hak Allah. Amin
OFA



Share:

ES BUAH (NASEHAT UNTUK PARA JOMBLO) - OLEH USTADZ SALIM A FILLAH

Di zaman ketika godaan begitu mudah menjumpai dan dijumpai, betapa pentingnya merenungi hadits ini: "Jika salah seorang dari kalian terpikat oleh seorang wanita dan timbul gejolak hasrat di dalam hatinya, maka segeralah dia pulang pada istrinya dan tumpahkanlah kehendak syahwat itu pada istrinya. Karena yang demikian itu dapat menepis apa yang mengganggu jiwanya." (HR. Muslim No 2492)
Dalam riwayat lain ada tersurat, "Karena pada istri kalian terdapat segala yang ada pada wanita yang dijadikan penggoda oleh syaithan itu, hanyasanya lebih suci lagi berpahala." Dalam riwayat lainnya disebutkan bahwa Nabi  mengamalkannya sebelum menyampaikan pada para sahabat, yakni beliau  mendatangi Ibunda kita Zainab bint Jahsy yang sedang menyamak kulit, lalu seusainya bersabda pada para sahabat dalam keadaan rambut masih basah bekas mandi jinabah.

Inilah kesetiaan sejati. Bukan tak pernah tergoda. Melainkan tahu dan mau bahwa penyelesaian segala godaan itu adalah yang halal dan mulia di sisi Allah.
Apa hubungan pelajaran ini dengan es buah? Nah ini, ternyata bahkan ia dapat diambil 'ibrahnya bagi para jomblo yang biasanya diejek, "Lha kalau jomblo kalau tergoda disuruh pulang terus bertemu siapa?" Mari perhatikan saat kita berpuasa. Siang-siang, bukankah es buah itu tampak begitu jelita? Panas-panas, bukankah es campur itu terlihat sangat menggoda? Haus-haus, bukankah es cendol itu tampil amat menggairahkan?
Tapi bersabarlah sejenak. Nanti begitu Maghrib tiba, sungguh segelas air putih pun telah dapat mendamaikan raga dan jiwa. Serius. Segelas air putih saja. Masyaallah. Jadi meski es buah, es campur, dan es cendol yang penampilannya aduhai itu amat menggoda mata, Allah Maha Kuasa untuk mengaruniakan sakinah pada kita nantinya dengan segelas air putih bersahaja. Kecantikan es buah, kemolekan es campur, dan keseksian es cendol mudah dikalahkan oleh keshalihahan air putih. Kenali prioritasmu menemukan jodoh wahai jomblo.\

Nah para Bapak, saya tidak mengatakan bahwa yang di rumah kita itu air putih lho ya. Mungkin justru Jus Alpukat. Atau bahkan Susu Telur Madu Jahe. Masyaallah. Bergizi tinggi. Berkah. Tapi satu saat saya sampaikan ini di sebuah majelis, seorang Bapak menyeletuk, "Tapi berlemak ya Tadz." Waduh. Ampun Ibu-ibu. 👔:
Share:

JEJAK KEISLAMAN IBU RA KARTINI YANG BELUM BANYAK DIKETAHUI

Dikutip dari laman facebook kata-kata hikmah dengan judul postingan  
*JEJAK KEISLAMAN KARTINI*
*YANG BELUM BANYAK DIKETAHUI*
Tertanggal 21 April 2017 bertepatan dengan hari kartini

Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, RA Kartini menulis;
"Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam karena nenek moyangku Islam. Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya?"
"Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca".
"Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya".
"Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella?"
RA Kartini melanjutkan curhat-nya, tapi kali ini dalam surat bertanggal 15 Agustus 1902 yang dikirim ke Ny Abendanon.
"Dan waktu itu aku tidak mau lagi melakukan hal-hal yang tidak tahu apa perlu dan manfaatnya. Aku tidak mau lagi membaca Alquran, belajar menghafal perumpamaan-perumpamaan dengan bahasa asing yang tidak aku mengerti artinya".
"Jangan-jangan, guruku pun tidak mengerti artinya. Katakanlah kepada aku apa artinya, nanti aku akan mempelajari apa saja. Aku berdosa. Kitab ini teralu suci, sehingga kami tidak boleh mengerti apa artinya".
Nyonya Fadhila Sholeh, cucu Kyai Sholeh Darat, menceritakan pertemuan RA. Kartini dengan Kyai Sholeh bin Umar dari Darat, Semarang — lebih dikenal dengan sebutan Kyai Sholeh Darat dan menuliskan kisah tsb sbb:
Takdir, menurut Ny Fadihila Sholeh, mempertemukan Kartini dengan Kyai Sholel Darat. Pertemuan terjadi dalam acara pengajian di rumah Bupati Demak Pangeran Ario Hadiningrat, yang juga pamannya.
Kyai Sholeh Darat memberikan ceramah tentang tafsir Al-Fatihah. Kartini tertegun. Sepanjang pengajian, Kartini seakan tak sempat memalingkan mata dari sosok Kyai Sholeh Darat, dan telinganya menangkap kata demi kata yang disampaikan sang penceramah.
Ini bisa dipahami karena selama ini Kartini hanya tahu membaca Al Fatihah, tanpa pernah tahu makna ayat-ayat itu.
Setelah pengajian, Kartini mendesak pamannya untuk menemaninya menemui Kyai Sholeh Darat. Sang paman tak bisa mengelak, karena Kartini merengek-rengek seperti anak kecil. Berikut dialog Kartini-Kyai Sholeh.
“Kyai, perkenankan saya bertanya bagaimana hukumnya apabila seorang berilmu menyembunyikan ilmunya?” Kartini membuka dialog.
Kyai Sholeh tertegun, tapi tak lama. “Mengapa Raden Ajeng bertanya demikian?” Kyai Sholeh balik bertanya.
“Kyai, selama hidupku baru kali ini aku berkesempatan memahami makna surat Al Fatihah, surat pertama dan induk Alquran. Isinya begitu indah, menggetarkan sanubariku,” ujar Kartini.
Kyai Sholeh tertegun. Sang guru seolah tak punya kata untuk menyela. Kartini melanjutkan; “Bukan buatan rasa syukur hati ini kepada Allah. Namun, aku heran mengapa selama ini para ulama melarang keras penerjemahan dan penafsiran Al Quran ke dalam Bahasa Jawa. Bukankah Al Quran adalah bimbingan hidup bahagia dan sejahtera bagi manusia?”
Dialog berhenti sampai di situ. Ny Fadhila menulis Kyai Sholeh tak bisa berkata apa-apa kecuali subhanallah. Kartini telah menggugah kesadaran Kyai Sholeh untuk melakukan pekerjaan besar; menerjemahkan Alquran ke dalam Bahasa Jawa.
Setelah pertemuan itu, Kyai Sholeh menerjemahkan ayat demi ayat, juz demi juz. Sebanyak 13 juz terjemahan diberikan sebagai hadiah perkawinan Kartini. Kartini menyebutnya sebagai kado pernikahan yang tidak bisa dinilai manusia.
Surat yang diterjemahkan Kyai Sholeh adalah Al Fatihah sampai Surat Ibrahim. Kartini mempelajarinya secara serius, hampir di setiap waktu luangnya. Sayangnya, Kartini tidak pernah mendapat terjemahan ayat-ayat berikut, karena Kyai Sholeh meninggal dunia.
Kyai Sholeh membawa Kartini ke perjalanan transformasi spiritual. Pandangan Kartini tentang Barat (baca: Eropa) berubah. Perhatikan surat Kartini bertanggal 27 Oktober 1902 kepada Ny Abendanon.
"Sudah lewat masanya, semula kami mengira masyarakat Eropa itu benar-benar yang terbaik, tiada tara. Maafkan kami. Apakah ibu menganggap masyarakat Eropa itu sempurna? Dapatkah ibu menyangkal bahwa di balik yang indah dalam masyarakat ibu terdapat banyak hal yang sama sekali tidak patut disebut peradaban".
"Tidak sekali-kali kami hendak menjadikan murid-murid kami sebagai orang setengah Eropa, atau orang Jawa kebarat-baratan".
Dalam suratnya kepada Ny Van Kol, tanggal 21 Juli 1902, Kartini juga menulis; "Saya bertekad dan berupaya memperbaiki citra Islam, yang selama ini kerap menjadi sasaran fitnah. Semoga kami mendapat rahmat, dapat bekerja membuat agama lain memandang Islam sebagai agama disun dalam surat ke Ny Abendanon, bertanggal 1 Agustus 1903, Kartini menulis; “Ingin benar saya menggunakan gelar tertinggi, yaitu Hamba Allah SWT."
RA Kartini pernah punya pengalaman tidak menyenangkan saat mempelajari Islam. Guru ngajinya memarahinya karena dia bertanya tentang arti sebuah ayat Al-Qur’an. Ketika mengikuti pengajian Kiai Soleh Darat di pendopo Kabupaten Demak yang bupatinya adalah pamannya sendiri, RA Kartini sangat tertarik dengan Kiai Soleh Darat. Saat itu beliau sedang mengajarkan tafsir Surat Al-Fatihah.
RA Kartini lantas meminta romo gurunya itu agar Al-Qur'an diterjemahkan. Karena menurutnya tidak ada gunanya membaca kitab suci yang tidak diketahui artinya. Pada waktu itu penjajah Belanda secara resmi melarang orang menerjemahkan Al-Qur’an. Dan para ulama waktu juga mengharamkannya. Mbah Shaleh Darat menentang larangan ini. Karena permintaan Kartini itu, dan panggilan untuk berdakwah, beliau menerjemahkan Qur’an dengan ditulis dalam huruf Arab pegon sehingga tak dicurigai penjajah.
Kitab tafsir dan terjemahan Al-Qur’an itu diberi nama Faidh al-Rahman fi Tafsir Al-Qur’an. Tafsir pertama di Nusantara dalam bahasa Jawa dengan aksara Arab. Jilid pertama yang terdiri dari 13 juz. Mulai dari surat Al-Fatihah sampai surat Ibrahim.
Kitab itu dihadiahkannya kepada RA Kartini sebagai kado pernikahannya dengan RM Joyodiningrat, Bupati Rembang. Mulailah Kartini mempelajari Islam dalam arti yang sesungguhnya.
Kartini amat menyukai hadiah itu dan mengatakan: “Selama ini al-Fatihah gelap bagi saya. Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya, sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa yang saya pahami.”
Melalui kitab itu pula Kartini menemukan ayat yang amat menyentuh nuraninya. Yaitu Surat Al-Baqarah ayat 257 yang mencantumkan, bahwa Allah-lah yang telah membimbing orang-orang beriman dari gelap kepada cahaya (Minadh-Dhulumaati ilan Nuur).
Kartini terkesan dengan kalimat Minadh-Dhulumaati ilan Nuur yang berarti dari gelap kepada cahaya karena ia merasakan sendiri proses perubahan dirinya.
Kisah ini sahih, dinukil dari Prof KH Musa al-Mahfudz Yogyakarta, dari Kiai Muhammad Demak, menantu sekaligus staf ahli Kiai Soleh Darat.
Dalam surat-suratnya kepada sahabat Belanda-nya, JH Abendanon, Kartini banyak sekali mengulang-ulang kalimat “Dari Gelap Kepada Cahaya” ini. Sayangnya, istilah “Dari Gelap Kepada Cahaya” yang dalam Bahasa Belanda “Door Duisternis Tot Licht” menjadi kehilangan maknanya setelah diterjemahkan Armijn Pane dengan kalimat “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini. Tentu saja ia tidak menyadari bahwa kata-kata tersebut sebenarnya dipetik dari Al-Qur’an. Kata “Minazh-Zhulumaati ilan-Nuur“ dalam bahasa Arab tersebut, tidak lain, merupakan inti dari dakwah Islam yang artinya: (Membawa manusia) Dari kegelapan kepada cahaya (Islam)
"Selamat Hari Kartini"
Semoga Allah memberikan ampunan dan rahmatNya kpd ibu kita Kartini... Aamiin ya Robbal 'Aalamiin..


Share:

USHUL ISYRIN

Usul Isyrin adalah salah satu tulisan yang ditulis oleh Ustadz Hasan Al-Bana, & merupakan buah tangan  yang sangat penting, karena risalah ini mengandung beberapa perkara yang wajib dipercayai & diketahui oleh setiap Muslim & wajib diikuti dlm prilaku & tindak-tanduknya; baik utk menjalin hubungan yang erat kepada Khaliqnya & utk menjalin hubungan  yang erat terhadap sesama manusia.

Bahwa dlm Usul Isyrin ini, imam Hasan Al-Banna menerangkan berbagai perkara yang tak sepatutnya terjadi perselisihan pendapat (pertikaian) di dalamnya, terutama dlm hal-hal yang berkenaan dgn aqidah, karena aqidah harus difahami sebagaimana yang terdapat di dlm Al-Quran Al-Karim & Sunnah An-Nabawiyah. Semoga dgn penjelasan ini setiap Muslim dapat memahami Islam sebagaimana yang patut difahami tanpa menambah atau menguranginya sedikitpun dari apa yang telah diturunkan oleh Allah & disampaikan oleh Rasul-Nya saw.

Demikian juga dlm Usul Isyrin ini imam Hassan Al-Banna, Pendiri & Al-Mursyid Pertama jamaah Ikhwanul Muslimin, menerangkan bahwa di dlm Islam terdapat hal-hal yang dibenarkan utk berbeda pendapat di samping perkara-perkara yang tak boleh berbeda pendapat tadi. Semoga dgn ini setiap  Muslim itu mengetahui  di mana tempat-tempat yang boleh berbeda & tak merasa ganjil bila berhadapan dgn perbedaan pendapat seperti itu.
Kepada para Ikhwan hendaknya membaca & mengulang-ulang buku ini sehingga dapat memberikan pencerahan, mehamami terhadap ajaran Islam & mempererat ukhuwah terhadap sesama. Kemudian hal-hal yang telah diketahui & difahami dari ajaran-ajaran Islam tersebut hendaklah diamalkan. Dan setiap amalan tersebut hendaklah dapat membentuk jiwa & membina diri dlm suasana Islami; karena beramal dlm usaha pembentukan peribadi adalah cara yang dapat membentuk jiwa. Inilah jalan yang dilalui oleh para sahabat nabi yang mulia karena mereka beramal dgn apa yang diketahui.

Semoga Allah swt. memberikan hidayah-Nya, meridhai & memberikan pertolongan-Nya kepada kita semua, sehingga kita dapat  tetap teguh & berkhidmat utk agama Allah, & semoga pula Allah mencurahkan rahmat-Nya kepada Al-Mursyid dgn petunjuk & kebaikan & menumbuhkan kepada ktia cinta pada  pengorbanan & jihad.

20 Prinsip Agama Islam yang harus DIFAHAMI oleh seorang muslim adalah :

1.      Islam adalah sistem yang syamil (menyeluruh), mencakup seluruh aspek kehidupan. Maka ia adalah negara dan tanah air atau pemerintahan dan umat, moral dan kekuatan atau kasih sayang dan keadilan, wawasan dan undang-undang atau ilmu pengetahuan dan hukum, materi dan kekayaan alam atau penghasilan dan kekayaan, serta perjuangan dan dakwah atau pasukan dan pemikiran. Sebagaimana juga ia adalah akidah yang murni dan ibadah yang benar, tidak kurang tidak lebih.

2.      Al Qur'an dan Sunnah yang suci adalah rujukan setiap muslim dalam mengenali hukum-hukum Islam. Al Qur'an harus dipahami sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, tanpa takalluf (memaknakan suatu ayat hingga melampaui arti yang sewajarnya) dan ta'assuf (serampangan). Sedangkan as Sunnah yang suci harus dipahami melalui para ahli hadis yang terpercaya.

3.      Keimanan yang murni, ibadah yang benar, dan mujahadah (bersungguh-sungguh dalam beribadah) adalah cahaya dan kelezatan yang Allah curahkan pada hati hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki. Sementara ilham, lintasan pikiran, penemuan-penemuan ghaib (al kasyf), dan mimpi, itu semua bukan termasuk sumber hukum syariat Islam. Maka semua itu tidak perlu diperhatikan kecuali bila tidak bertentangan dengan hukum-hukum agama dan teks-teksnya.

4.      Jimat, jampi (ruqyah), wada' (semacam keong yang dikalungkan di leher anak kecil sebagai jimat), ramal (meramal nasib dengan membuat garis di pasir), perdukunan, mengaku tahu akan hal-hal ghaib, dan semisalnya adalah kemungkaran yang wajib diberantas. Kecuali jimat yang berasal dari ayat-ayat al Qur'an atau jampi yang diriwayatkan dari Rasulullah saw.

5.      Pendapat imam (pimpinan) dan wakilnya tentang hal-hal yang tidak ada teks hukumnya, hal-hal yang mengandung beragam interpretasi, dan hal-hal yang membawa kemaslahatan umum (al maslahah al mursalah), harus diamalkan sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah syariat. Pendapat tersebut mungkin akan berubah sejalan dengan situasi, adat, atau tradisi. Pada dasarnya ibadah adalah kepatuhan total, tanpa mempertimbangkan makna-maknanya. Sedangkan adat istiadat (urusan selain ibadah ritual) harus mempertimbangkan rahasia-rahasianya, hikmah, maksud, dan tujuannya.

6.      Setiap orang dapat ditolak ucapannya, kecuali al Ma'shum (Rasulullah saw). Segala hal yang datang dari para pendahulu -semoga mereka diridhai Allah- yang sesuai dengan al Qur'an dan as Sunah kita terima. Bila tidak, maka al Qur'an dan as Sunah lebih utama untuk diikuti. Namun demikian, kita tidak boleh mencaci maki dan menjelek-jelekkan pribadi mereka dalam masalah-masalah yang masih diperselisihkan, serahkan saja kepada niat mereka masing-masing. Sebab mereka telah mendapatkan apa yang telah mereka kerjakan.

7.      Setiap muslim yang belum mencapai kemampuan telaah terhadap dalil-dalil hukum furu' (cabang), hendaklah mengikuti salah satu imam (pemimpin agama). Namun lebih baik lagi kalau sikap mengikuti tersebut diiringi dengan upaya semampunya dalam memahami dalil-dalil yang dipergunakan oleh imamnya, dan hendaklah ia mau menerima setiap masukan yang disertai dalil, bila ia percaya pada keshalihan dan kapasitas orang yang memberi masukan tersebut. Bila ia termasuk ahli ilmu, maka hendaklah selalu berusaha menyempurnakan kekurangannya dalam keilmuan, sehingga dapat mencapai derajat penelaah (mujtahid).

8.      Perbedaan paham dalam masalah-masalah furu' (cabang). hendaklah tidak menjadi faktor perpecahan dalam agama, tidak menyebabkan permusuhan, dan tidak juga kebencian, setiap mujtahid akan mendapatkan pahala masing-masing. Tidak ada larangan melakukan studi ilmiah yang jujur dalam persoalan-persoalan khilafiyah (masalah-masalah fiqh yang masih diperselisihkan oleh para ulama), dalam suasana saling mencintai karena Allah dan tolong menolong untuk mencapai kebernaran yang sebenarnya. Studi tersebut tidak boleh menyeret pada debat yang tercela dan fanatik buta.

9.      Memperdalam pembahasan tentang masalah-masalah yang amal tidak dibangun di atasnya (tidak menghasilkan amal nyata) adalah sikap takalluf (memaksakan diri) yang dilarang Islam.  Misalnya memperluas pembahasan tentang berbagai hukum bagi masalah-masalah yang tidak benar-benar terjadi, memperbincangkan makna ayat-ayat al Qur'an yang belum dijangkau oleh ilmu pengetahuan, perdebatan dalam membandingkan keutamaan sahabat ra, atau memperbincangkan perselisihan yang terjadi di antara mereka. Masing-masing memiliki keutamaan sebagai sahabat Nabi saw, dan pahala dari niat mereka. Sedangkan mentakwil perselisihan mereka dapat menghindarkan diri dari dosa.

10.  Ma'rifah (mengenal) Allah tabaraka wa ta'ala, meng-Esakan-Nya, dan me-Mahasucikan Dia adalah setinggi-tingginya tingkatan akidah Islam. Sedangkan ayat-ayat dan hadis-hadis shahih tentang sifat-sifat Allah adalah termasuk mutasyabihat. Kita wajib mengimaninya sebagaimana adanya, tanpa menta'wilkan dan tanpa pengingkaran (ta'thil) serta tidak perlu memperuncing perbedaan pendapat di antara para ulama tentang hal tersebut. Kita mencukupkan diri seperti apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw dan para wahabatnya, "Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata, 'Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabb kami,'" (Ali Imran: 7)

11.  Segala bentuk bid'ah dalam agama yang tidak mempunyai dasar pijakan, tetapi dianggap bagus oleh hawa nafsu menusia, baik berupa penambahan maupun pengurangan, adalah kesesatan yang wajib diperangi dan diberantas dengan menggunakan cara yang sebaik-baiknya, yang tidak menimbulkan kejelekkan yang lebih parah.

12.  Bid'ah idhafiyah (amalan yang disyariatkan, tanpa ada keterangan tentang tata caranya, lalu dilakukan dengan cara-cara tertentu), bid'ah tarkiyah (meninggalkan hal-hal yang di halalkan oleh syariat untuk mendekatkan diri kepada Allah), dan iltizam (menentukan waktu, tempat, dan jumlah bilangan) terhadap ibadah-ibadah yang muthlaqah (ibadah yang tidak ditentukan waktu, tempat, dan bilangannya) adalah masalah khilafiyah dalam bab fiqh. Masing-masing orang mempunyai pendapat dalam masalah tersebut. Namun tidak mengapa jika dilakukan penelitian untuk sampai pada hakikatnya dengan dalil dan argumentasi.

13.  Mencintai orang-orang shalih, menghormati mereka, dan memuji mereka karena amal-amal baik mereka yang tampak adalah bagian dari taqarrub kepada Allah swt. Sedangkan para wali adalah orang-orang yang disebut dalam firman Allah swt, "Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka itu bertakwa." Karamah yang sesuai dengan syarat-syarat syariat itu benar adanya. Namun harus diyakini bahwa mereka (para wali) -semoga Allah ridha pada mereka- tidak memiliki mudharat maupun manfaat bagi diri mereka sendiri, baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal dunia, apalagi bagi orang lain.

14.  Ziarah kubur -kubur siapa saja- adalah sunah yang disyariatkan dengan cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah saw. Akan tetapi, meminta pertolongan kepada penghuni kubur, -siapapun mereka- berdoa kepadanya, memohon pemenuhan hajat dari dekat maupun dari jauh, bernazar untuknya, membangun kuburnya, menghiasinya, memberinya penerangan, dan mengusapnya (untuk mengalap berkah), juga bersumpah dengan selain Allah swt dan segala bid'ah yang serupa dengannya adalah dosa besar yang wajib diperangi. Kitda tidak akan mencari-cari pembenaran terhadap amalan-amalan tersebut, demi menutup pintu fitnah yang lebih parah lagi.

15.  Berdoa kepada Allah disertai tawassul (perantara) dengan salah satu makhluk-Nya adalah perbedaan dalam masalah furu' tentang tata cara berdoa, bukan termasuk masalah akidah.

16.  Tradisi yang salah tidak dapat mengubah hakikat arti lafazh-lafazh dalam syariat. Kita harus mengkaji lafazh-lafazh syariat sesuai makna yang dikandungnya dan mencukupkan diri dengannya. Sebagaimana kita juga wajib berhati-hati terhadap berbagai istilah yang menipu dalam pembahasan masalah-masalah dunia dan agama. Ibrah (yang dijadikan patokan) itu ada pada esensi di balik suatu nama, bukan pada nama itu sendiri.

17.  Akidah adalah asas bagi aktivitas, amal hati itu lebih penting daripada amal anggota badan. Namun upaya mencapai kesempurnaan pada kedua hal tersebut merupakan tuntutan syariat, meskipun kadar tuntutan masing-masing berbeda.

18.  Islam itu membebaskan akal pikiran, menganjurkan untuk melakukan penelitian pada alam, mengangkat derajat ilmu dan para ulama, dan menyambut kehadiran segala sesuatu yang baik dan bermanfaat. "Hikmah adalah barang hilang milik orang yang beriman. Di manapun didapatkan, ia adalah orang yang paling berhak atasnya."

19.  Pandangan syar'i dan pandangan logika memiliki wilayah sendiri-sendiri yang tidak dapat saling memasuki secara sempurna. Namun demikian, keduanya tidak akan pernah berbeda dalam hal-hal yang qath'i (absolut). Hakikat ilmiah yang benar tidak mungkin bertentangan dengan kaidah syariat yang shahih. Sesuatu yang masih bersifat zhanni (interpretable), harus ditafsiri agar sejalan dengan qath'i. Bila kedua-duanya bersifat zhanni, maka pandangan syariat lebih utama untuk diikuti, sampai logika mendapatkan legalitas kebenarannya, atau gugur sama sekali.

20.  Kita tidak mengkafirkan seorang muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, mengamalkan tuntutan-tuntutannya dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya, baik karena pendapatnya maupun kemaksiatannya, kecuali jika ia mengatakan kata-kata kufur, atau mengingkari sesuatu yang telah diakui sebagai asas dari agama, atau mendustakan ayat-ayat al Qur'an yang sudah jelas maknanya, atau mentafsirkannya dengan cara yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Arab, atau melakukan suatu perbuatan yang tidak mungkin diinterpretasikan kecuali kekufuran.

Saya yakin, Anda tidak akan memahami semua ushul (prinsip) tersebut, untuk itu nanti akan dibahas perushul atau silahkan baca buku syrah ushul 'isyrin yang ada di toko buku.



Share:

Recent Posts

Sponsorship