KENAPA YA, NEGARA TAK CETAK BANYAK UANG SEBANYAK-BANYAKNYA?

Masih banyak penduduk miskin, banyak orang tak memiliki pekerjaan & Negara punya banyak hutang. Apa kamu pernah terpikiri, “Kenapa Ya, Negara Tak Cetak Uang Sebanyakny-banyaknya Agar terbebas dari Utang dan Kemiskinan? Ini Jawabannya
Dikutip dari laman Instagran dengan nama Akun @INDOZONE, “Kenapa Ya, Negara Tak Cetak Uang Sebanyakny-banyaknya Agar terbebas dari Utang dan Kemiskinan? Ini Jawabannya
Cetak banyak uang, utang lunas dan uang dibagikan kepada masyarakat miskin yang membutuhkan. Bukankah seharusnya bisa begitu? Lalu kenapa selama ini pemerintah tidak melakukan dan mencetak uang sebanyak-banyaknya?
Ternyata mencetak uang bukanlah urusan sepele. Mencetak uang secara besar-besaran bukan berarti akan menyelesaikan masalah. Yang ada justru menambah masalah. Kenapa?
Ada 2 sistem saat mencetak uang, yakni pseudo gold dan uang fiat. Pseudo gold sendiri merupakan pencetakan uang yang didukung dengan cadangan emas/perak.
Sementara itu uang fiat yakni, uang yang beredar tidak didukung dengan aset, yang berarti sistem fiat, pemerintah/lembaga penerbit uang bisa mencetak uang sebanyak apapun sesuai keinginan.
Tapi perlu diingat, dalam ekonomi harga barang akan tergantung pada perbandingan jumlah uang dan jumlah persediaan barang. Artinya, jika barang yang beredar lebih banyak dari jumlah uang yang beredar maka harga akan cenderung turun.
Dan sebaliknya, jika jumlah barang lebih sedikit dari jumlah uang yang beredar maka harga akan cenderung naik (inflasi).
Kenapa pemerintah tidak mencetak uang sebanyak-banyaknya? Karena pencetakan uang akan mempengaruhi inflasi.
Jadi, jika negara mencetak uang terus-menerus dalam jumlah banyak, maka bukan disebut kekayaan karena nilai mata uangnya justru akan terus merosot.
Ternyata Indonesia pernah melakukan hal semacam ini pada era Presiden Soekarno. Hal itu dikarenakan, saat itu pemerintah belum maksimal memungut pajak dari rakyatnya.
Hingga akhirnya, presiden pertama pun mengambil kebijakan dengan mencetak uang secara berlebih. Inflasi pun tak bisa dihindari lagi.
Kejadian ini pun sempat membuat para mahasiswa melakukan unjuk rasa agar harga-harga diturunkan. Aksi ini pun dikenal dengan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura).
Zimbabwe juga pernah mengambil kebijakan serupa tentang pencetakan uang ini. Pada 2008, Zimbabwe mencetak uang dalam jumlah banyak. Tujuannya untuk memperbanyak pegawai negeri.
Tapi sungguh disesalkan karena inflasi gila-gilaan pun harus terjadi di negara ini. Bahkan saat itu, Zimbabwe memegang rekor tertinggi di dunia dalam hal inflasi, yakni sebesar 2,2 juta persen.


Share:

Related Posts:

No comments:

Post a Comment