TEKNIK OPERASI ENTERECTOMI PADA ANJING

A.    Pengertian Enterectomi
Enterectomy adalah suatu tindakan penyayatan pada dinding usus sehingga terlihat lumennya. Enterectomi merupakan operasi membuka dinding usus untuk mengambil benda asing dan dilakukan apabila jaringan usus masih baik, yaitu bila pulsasi masih ada, jaringan tidak mengalami nekrosis, elastisitas usus masih baik dan warna jaringan masih muda. Enterotomi dilakukan untuk menghindari terjadi nekrosis pada usus yang disebabkan benda asing (Yudhi, 2010).
Secara histologi usus terdiri dari beberapa lapisan yaitu; mukosa, sub mukosa, muskularis mukosa dan serosa (Colville dan Bassert, 2002). Mukosa yang sehat dan suplai darah yang baik sangat penting untuk sekresi dan absorbsi normal usus. Submukosa terdiri dari pembuluh darah, limpatik dan saraf. Muskularis mukosa dibutuhkan untuk kontraksi normal dan serosa penting untuk pemulihan yang cepat saat terjadi perlukaan atau insisi (Fossum, 2002).
Usus merupakan bagian dari alat pencernaan yang menempati rongga abdomen yang dimulai dari pylorus dan berakhir di rectum. Letaknya dipertahankan oleh panggantung yang disebut dengan mesentrium (Colville dan Bassert, 2002).
Secara umum usus dibagi menjadi dua bagaian, yaitu usus kecil dan usus besar, usus kecil panjangnya rata-rata 4 meter pada anjing yang yang terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum. Sedangkan usus besar terdiri dari caecum, colon dan rectum yang panjangnya kira-kira 60 cm (Frandson, 1992). Fungsi utama usus halus yaitu untuk penyerapan misel yang diperlukan oleh tubuh dan membantu proses pencernaan. Fungsi usus besar adalah sebagai organ penyerap air, penampung dan pengeluaran bahan-bahan feces (Aiache, 1983).


B.     Penyebab dilakukannya Operasi Enterectomy
Enterotomi adalah suatu tindakan penyayatan pada usus yang bertujuan untuk mengangkat benda asing atau kemungkinan adanya gangren pada usus (Yusuf, 1995). Benda asing yang ditemukan itu sangat bervariasi seperti kulit yang keras, kain, jarum besi, kawat, seng, rambut, tulang yang keras dan lain-lain. Benda asing yang besar akan menyebabkan gejala ileus obstruksi, sedangkan benda tajam menyebabkan perforasi saluran cerna dengan gejala peritonitis. Untuk mendiagnosa adanya benda asing pada saluran pencernaan tidak mudah tetapi dengan pemeriksaan ronsen dapat membantu diagnosa (Ibrahim, 2000).

Enteretomy dilakukan untuk mengeluarkan benda asing (corpora aliena) didalam usus bila keadaan usus masih baik (tidak ada gangren), sedangkan enterectomy dilakukan bila ada gangren pada usus karna neoplasma, corpora aliena, strangulasi (karena adesi, kompressi, intussuseption, volvulus/ tosio).

Adapun tanda – tanda gangren adalah usus berwarna biru kehitam – hitaman, tidak ada kontraksi, tidak ada pulsasi pada pembuluh darah mesenterica.

C.    Teknik Operasi Enterectomi
Pasien yang digunakan adalah anjing lokal (Canis domesticus), jenis kelamin jantan, umur kira-kira 3 bulan dengan berat badan 4 kg, berasal dari Lamlhom  Lhoknga. Sebelum operasi dilaksanakan, Pasien diperiksa keadaan fisik secara umum, kemudian dipuasakan selama 12 jam dengan tujuan untuk menghindari terhadap muntah akibat pemberian anastesi dan untuk membersihkan saluran pencernaan. Pasien dimandikan dan dicukur bulunya disekitar daerah yang akan dioperasi satu hari sebelum dilaksanakan operasi pembedahan.
1.      Persiapan Pra operasi
Sebelum operasi dilaksanakan, pasien dipuasakan selama 12 jam dengan tujuan untuk menghindari dampak pemberian anastesi dan untuk membersihkan saluran pencernaan. Hewan dicukur bulunya disekitar daerah yang akan dioperasi.
2.      Alat dan Bahan
Peralatan bedah disterilkan dan disediakan obat-obat yang diperlukan. Alat yang digunakan adalah: meja bedah, spuit 2.5 cc, scalpel, arteri klem, needle holder, gunting tumpul dan runcing, pinset anatomis dan serurgis, alis forcep, drapping, pemegang tampon, tampon, kain kasa, sarung tangan dan stetoskop.

Bahan yang digunakan adalah alkohol 70%, iodium tincture 3%, NaCL fisiologis, antibiotik (penicillin oil, procain penicillin G, Penstrep 1%) vitamin B kompleks, obat premedikasi (Atropin sulfat), obat anastesi (ketamin dan Xylazin), benang catgut kromik dan benang nilon.
3.      Persiapan Operator dan Co-Operator
Sebelum operasi dilakukan, operator dan co-operator terlebih dahulu mencuci tangan dari ujung jari sampai ke siku dengan air sabun dan dibilas dengan air bersih. Tangan dikeringkan dengan handuk bersih kemudian didesinfeksi dengan alcohol 70 %. Kemudian operator dan co-operator mengunakan sarung tangan dan pakaian khusus bedah. Keadaan tersebut dipertahankan sampai operasi selesai.
4.      Premedikasi dan Anastesi
Premedikasi yang digunakan pada operasi ini adalah Atropine Sulfat dengan dosis 0,02 – 0,04 mg/kg berat badan secara intra muskulus. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya muntah, hipersalivasi dan sebagai sedatif.

Setelah sepuluh menit dilanjutkan dengan pemberian anastesi umum, diberikan Ketamin 10 – 40 mg/kg berat badan, Xylazin 1 – 3 mg/kg berat badan yang dikombinasikan dalam satu spuit secra intra muskulus.

Kombinasi obat anastesi dilakukan untuk mendapatkan anastesi yang sempurna, dimana kedua obat ini mempunyai efek kerja yang antagonis atau berlawanan, sehingga efek buruk yang ditimbulkan berkurang.

Ketamin mempunyai sifat analgesik, analgesik dan kataleptik dengan kerja singkat. Sifat analgesiknya sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk sistem viseral.

Tidak menyebabkan relaksasi otot lurik, bahkan kadang-kadang tonusnya meninggi. Ketamin mimilik kekurangan yaitu sangat lemah sifat analgesik pada visceral karena itu tidak dapat diberikan secara tunggal untuk prosedur operasi.

Sedangkan xylazin mempunyai efek sedasi, analgesi,anastesi dan pelemas otot pada dosis tertentu. Xylazin mempunyai efek terhadap sistem sirkulasi, penafasan dan penurunan suhu tubuh. Selain itu dapat menyebabkan bradiaritmia, serta diikuti oleh hipotensi yang berlangsung lama.

Setelah hewan benar-benar teranastesi baru dilakukan penyayatan pada daerah abdomen dengan posisi dorso recumbency dari mulai kulit sampai menembus lapisan peritonium.

Pada saat penyayatan lapisan peritonium hendaknya dibantu dengan jaritangan untuk menghindari tersayat atau tergunting organ visceral. Selama berlangsung stadium anastesi, cardiolog memonitor frekuensi denyut jantung dan pernafasan setiap 5 menit sekali.

5.      Teknik Operasi
Setelah pasien teranastesi, pasien diletakkan di atas meja operasi pada posisi dorsal recumbency dan keempat kaki diikat pada sisi kiri dan kanan meja operasi, kemudian daerah yang akan diincisi didesinfeksi dengan alkohol 70% dan Iodium tincture 3%, pasang dook steril pada daerah abdomen. Untuk entromi, langkahnya sebagai berikut :
1)      Incisi kulit melalui linea median, dari umbilicus ke caudal sepanjang kurang lebih 5-6 cm, kulit dan jaringan subcutan diincisi dengan menggunakan scalpel, preparasi tumpul dilakukan untuk mendapatkan linea alba, kemudian bagian kiri dan kanan linea alba dijepit dengan allis forceps, kemudian dengan ujung gunting atau scalpel dibuat irisan kecil pada linea alba.
2)      Irisan diperpanjang dengan menggunakan gunting lurus (sebagai pemandu, jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri di letakkan di bawah linea alba agar organ dalam tidak tergunting).
3)      Kemudian intestinum dikeluarkan, bagian kiri dan kanan dari intestinum yang akan disayat diikat dengan kain kasa kemudian kain kasa tersebut diklem.
4)      Dibuat sayatan pada permukaan intestinum dan benda asing dikeluarkan, usahakan agar usus tetap dalam keadaan basah dengan cara membilas dengan penstrep 1%.
5)      Kemudian mucosa dijahit dengan pola simple continous dan serosa dijahit dengan pola lambert dengan menggunakan cat gut 000/0000.
6)      untuk memastikan ada tidaknya kebocoran dilakukan uji kebocoran usus. Setelah dipastikan tidak bocor, intestinum dimasukkan kembali ke rongga abdomen, kemudian peritoneum dijahit dengan menggunakan benang nilon simple interrupted, musculus dan fascia dijahit dengan benang cat gut pola simple continous dan kulit dijahit dengan nilon pola simple interrupted.

Untuk Entrectomy, langkah operasi yang harus ditempuh adalah sebagai berikut :
1)      Insisi dilakukan pada garis tengah (linea alba) bagian kaudal dengan panjang 10cm yang diperkirakan cukup untuk mengeluarkan usus halus.
2)      Pembuluh darah yang mensuplai usus yang akan dipotong (daerah gangrenous) diligasi rangkap pada perbatasan antara mesenterium dengan usus.
3)      Selanjutnya dengan dua jari isi usus disisihkan ke arah usus yang tidak dipotong.
4)      Pada batas-batas usus yang akan dipotong masing-masing dijepit dengan dua hemostatik forcep yang ujung-ujungnya dilapisi dengan karet, membentuk sudut kirakira 300 terhadap sisi antimesenterika bagian yang akan dipotong.
5)      Setelah dilakukan pemotongan di antara ligasi rangkap pada pembuluh darah, dilanjutkan pemotongan usus di antara dua hemostatik forcep yang ditempatkan pada bagian proksimal maupun distal usus halus.
6)      Anastomosis usus dilakukan dengan aposisi ujung ke ujung dengan pola jahitan sederhana terputus menggunakan benang catgut kromik 3-0 dengan jarum lengkung diameter bulat.
7)      Penempatan setiap simpul jahitan berjarak kira-kira 3 mm.
8)      Bagian mesenterika yang terpotong dipertautkan kembali dengan benang catgut kromik 3-0 pola jahitan sederhana terputus.
9)      Selama prosedur operasi berlangsung, secara periodik usus dibasahi dengan larutan NaCl fisiologi steril guna mencegah kekeringan usus.
10)  Untuk pengujian terhadap kemungkinan kebocoran pada tempat anastomosis, di bagian kranial dan kaudal (3cm dari tempat anastomosis) dibendung dengan jari selanjutnya 10 ml larutan NaCl fisiologi steril diinjeksikan kedalamnya.
11)  Apabila terdapat kebocoran maka terlihat rembesan cairan pada tempat anastomosis. Setelah diyakini tidak ada kebuntuan da kebocoran, usus halus kemudian dikembalikan kedalam rongga abdomen.
12)  Dinding abdomen dijahit dengan catgut kromik 2-0 pola jahitan sederhana terputus.
13)  Jaringan subkutan dijahit dengan catgut kromik 2-0 pola jahitan sederhana menerus.
14)  Kulit dijahit dengan benang silk 2-0 dengan pola jahitan sederhana terputus.
15)  Irisan kulit yang telah dijahit diolesi dengan antiseptik iodium tinktur 3%. Selama prosedur operasi berlangsung, anjing diinfus dengan larutan ringer’s dekstrosa 5% sebanyak 40 ml/kg berat

D.    Pengujian Kebocoran Usus
Pengujian terhadap kebocoran usus dapat dilakukan dengan cara:
1.      Menekan jari kelingking ditempat persambungan\jahitan, maka akan terasa usus buntu atau tidak.
2.      Memijat usus didekat persambungan dan melintaskan isi usus melalui persambungan, jika tempat persambungan bocor maka sebagian isi usus akan keluar.
3.      Menyuntikan larutan NaCl Fisiologis kedalam lumen sambungan usus tersebut, bila larutan tidak keluar maka sambungan sudah baik.
4.      Jika sambungan usus tersebut buntu maka dapat dibuat irisan sepanjang 1 cm, kira-kira 3 cm dari persambungan, lewat irisan tadi dimasukan hemostatik forseps untuk membuka persambungan yang buntu tersebut.
5.      Jika ada kebocoran maka pada tempat-tempat tersebut dijahit dengan menggunakan metode cushing sampai kebocoran dapat diatasi.

E.     Perawatan Pasca Operasi Enterectomi
Setelah operasi selesai, daerah incisi dibersihkan dan diolesi dengan iodium tincture 3%, ke dalam daerah bekas operasi disemprotkan penisilin oil, kemudian pasien diberi procain penisilin G dengan dosis 4000 – 10.000 IU/kg berat badan secara IM dan Vitamin B kompleks secara intra muscular, antibiotic dan supportif diberikan selama tiga hari berturut-turut.

Pasien dimasukkan ke dalam kandang yang bersih, kering dan terang. Selama masa perawatan diberikan makanan yang mudah dicerna, luka operasi dijaga kebersihannya, jahitan dibuka setelah luka operasi kering dan pada bekas operasi dioles Iodium tincture 3%.



Share:

JOMBLO MULIA

Ketika kita terfikir untuk jatuh cinta, ketika terfikir untuk tertarik kepada lawan jenis, ketika terfikir pada syahwat-syahwat, maka yang dipikirkan seorang mukmin adalah mempersiapkan diri menuju pernikahan, mempersiapkan spiritualnya, mempersiapkan intelektualnya, mempersiapkan finansialnya, sampe mempersiapkan dirinya secara sosial untuk menanggung beban-beban di dalam rumah tangga, dan persiapan-persiapan itu akan memakan tenaga, waktu yang besar sehingga dengan itu dia teralihkan dari hal-hal yang negatif.

Jika tergoda maka pernikahan adalah jalan yang harus ditempuh melalui persiapan-persiapannya, maka insyaallah hadir seorang jomblo mulia, dimana dia kemudian memfokuskan dirinya untuk melayakkan diri, memantaskan diri menjadi seorang suami yang sholeh, menjadi seorang bapak yang sholeh, menjadi seorang kepala keluarga yang sholeh, menjadi seorang anggota bagian  masyarakat yang menggerakkan perubahan kesholehan ditengah masyarakat

Inilah salah satu jalan ketika terbersit jatuh cinta di hati kita, maka yang pertama dan yang paling utama yang harus segera megisi benak kita adalah berjuang mempersiapkan diri menuju Pernikahan, Melayakkan diri dalam Ruhiyah (spiritual), Menambah Tsaqafiyah (Ilmu dan Wawasan),  Melatih serta mempersiapkan Jasadiyah (Fisik), Mempersiapkan Iqtishadiyah (Finansial), dan dan menjadi bagia dari masyarakat Ijtima’iyah (Sosial)

Selamat bersiap siaga Wahai Para Jomblo Mulia, Bersiaplah menjadi suami terbaik, ayah terbaik, anggota masyarakat terbaik, pemimpin orang-orang yang bertaqwa.

Dikutip dari Video ceramah singkat Ustadz Salim A Fillah di Instagram


#SaveJomblo
#SalamTampan
 #HTN
Share:

BOLEHKAH MUBAHALAH ?

Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu (yang meyakinkan kamu), katakanlah (kepadanya): "Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita ber-mubahalah kepada Allah dan meminta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta." (QS Ali 'Imran: 61)

APA YANG DIMAKSUD DENGAN MUBAHALAH ?
Mubahalah adalah secara maknawi, menurut Ust. Bachtiar Natsir, MUBAHALAH adalah saling melaknat atau saling mendoakan agar laknat Allah SWT dijatuhkan atas orang yang Dzhalim atau berbohong di antara pihak-pihak yang bertikai. Syariat ini bertujuan untuk membuktikan kebenaran dan menghancurkan kebatilan bagi mereka yang keras kepala dan tetap bertahan pada kebatilan meskipun sudah jelas bagi mereka kebenaran dan alasan-alasannya.
Syeikh Ibnu al-Qayyim Al Jauziyah pernah menjelaskan dalam kitab Zad Al-Ma'ad bahwa mubahalah disunahkan ketika beragumentasi dan berdebat dengan kelompok batil atau orang-orang sesat. Apabila mereka tetap tidak mau kembali kepada kebenaran dan tetap keras kepala meskipun sudah dijelaskan tentang kebenaran dan hujjah-hujjahnya. (Sumber : Portal-Islam)

HUKUM MUBAHALAH ?
Hukum mubahalah (diperbolehkan) dan disyari’atkan ketika tampak kejelasan hujjah atas orang yng membantah, dan nampak jelas rusaknya tuduhannya. Apabila tidak mengakui dan tidak mau ikut, maka boleh mengajaknya kepada mubahalah.
Maka dalam surah Ali Imron seperti yang penulis diawal paraghrap, Allah ta’ala telah berfirman “Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu, katakanlah (Muhammad), “Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, isteri-isteri kami dan isteri-isteri kamu, kami sendiri dan kamu juga. Kemudian marilah kita bermubahalah agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta” (Ali Imron : 61).

 Abu Ubaidah dan Al Kasa’i telah berkata : “Kemudian marilah kita bermubahalah”, maknanya : Marilah saling melaknat. (Tafsir Al-Qurthubiy, 4/104).

Dalam kitab Zad al-ma'ad, Ibnu al-Qayyim menjelaskan, mubahalah disunahkan ketika beragumentasi dan berdebat dengan kelompok batil atau orang-orang sesat. Apabila mereka tetap tidak mau kembali kepada kebenaran dan tetap keras kepala meskipun sudah dijelaskan tentang kebenaran dan hujah-hujahnya. (Sumber : Republika)

Allah SWT memerintahkan Nabi SAW menantang kaum Nasrani dari Najran untuk ber-mubahalah. Ketika itu, utusan Nasrani dari Najran bersikeras mengatakan kepada Nabi SAW bahwa Isa AS adalah anak Allah SWT. Padahal, Nabi SAW telah menjelaskan kepada mereka bahwa Isa AS itu adalah hamba Allah SWT dan utusan-Nya. Maka, Allah SWT memerintahkan kepada Nabi SAW agar menantang mereka untuk ber-mubahalah

Dalam mubahalah tersebut, Nabi SAW menghadirkan anak dan istri masing-masing, kemudian berdoa kepada Allah agar menurunkan azab dan laknat-Nya kepada yang berbohong di antara mereka. Tetapi, karena mereka mengetahui bahwa Nabi SAW berada dalam kebenaran dan mereka berada dalam kebatilan, merekapun tidak berani melakukannya. Akhirnya, mereka berdamai dan membayar jizyah kepada Nabi SAW. (Sumber : PortalIslam)

Gambaran pelaksanaan mubahalah yaitu : Suatu kaum berkumpul (membawa anggota keluarga)  apabila mereka berselisih terhadap sesuatu, kemudian mereka mengucapkan : “Semoga laknat Allah atas (pihak) yang dholim di antara kita.” (Lisanul Arob, 11/72).

SYARAT DIBOLEHKANNYA MUBAHALAH
Tidak dianjurkan kepada seorang Muslim untuk ber-mubahalah setiap berbeda pendapat dengan orang atau kelompok lain. Karena, sebagaimana yang ditegaskan di atas, mubahalah itu bertujuan untuk membuktikan kebenaran yang jelas kebenarannya dan mematahkan kesesatan dan kebatilan yang jelas kebatilannya. Oleh karena itu, para ulama menyebutkan bahwa di antara syarat dibolehkannya mubahalah adalah:
1.      Mengikhlaskan niat hanya karena Allah SWT bukan untuk tujuan kemenangan hawa nafsu dan urusan duniawi. Semata-mata untuk membuktikan kebenaran yang hak dan mengalahkan kebatilan dan kesesatan.
2.      Meyakini kebenaran yang diperjuangkan.
3.      Terlebih dahulu menjelaskan kebenaran kepada mereka yang berbeda.
4.      Tampak jelas perlawanan orang yang dihadapi sedang mempertahankan kebatilan.
5.      Hanya dilakukan dalam urusan agama yang penting. (Sumber : Republika)

Kisah Mubahalah dengan Mirza Ghulam Ahmad
Tahukah anda, ternyata Mirza Ghulam Ahmad mati di WC dalam kondisi yang mengenaskan. Mayatnya berbau busuk, hingga semua orang menjauh darinya. Mirza Ghulam Ahmad mati setelah Mubahalah.
Syaikh Tsanaullah al-Amaritsari berdebat dengan Ghulam Ahmad. Setelah Ghulam berada di posisi kalah, akhirnya depat dipungkasi dengan Mubahalah. Syaikh mengatakan,
Wahai Ghulam Ahmad, siapa diantara kita berada di atas kebatilan, maka Allah akan segera mematikan sebelum orang yang jujur (lawan debatnya) mati.
Apa hasil Mubahalah?
Pendusta diantara mereka mati lebih dahulu. Ghulam Ahlan mati di WC, terserang penyakit kolera, dan banyak orang menjauh darinya, karena tubuhnya mengeluarkan bau yang sagat tidak sedap. Sementara Syaikh Tsanaullah hidup hingga 40 tahun lagi.  (al-Qodiyaniyah, Ihsan Ilahi Dzahir, hl. 154). (Sumber : Konsultasisyariah)

Setelah penjelasan tersebut sungguh penulis tidak menganjurkan kepada para penuntut ilmu pemula untuk terburu-buru mengajak mubahalah, apalagi penuntut ilmu yang masih dasar. Dan tidak sepatutnya ia sibuk dengan urusan itu (mubahalah), yang kadang ia ikut suatu pendapat pada hari ini, namun berubah dari pendapat itu esok harinya. Khususnya dalam masalah-masalah yang furu’ (cabang) Akan tetapi dia menyibukan diri dalam rangka thalabul ilmiy, beramal dengan ilmu itu dan mendakwahkannya, dan berhujah terhadap orang-orang yang menolak (al haq) dengan hikmah dan cara yang baik.
Adapun mubahalah, untuk melakukannya dan orang-orangnya hendaknya dari orang-orang yang mendalam ilmunya dan sepadan. (Sumber : Fb Penulis)
Alhamdulillah, ulama dan pemimpin kita Habib Muhammad Rizieq Syihab telah ber-mubahalah, menantang orang-orang yang memfitnah beliau. Semoga Allah Menunjukkan Siapa yang benar dan siapa yang salah
Wallahu a’lam.

Penjelasan Mengenai Muabalah bisa Juga di lihat pada cuplikan video ini : TONTON



Jangan Lupa Komentarnya dibawah ini
Jangan Lupa Subcribenya Di Pojok Kanan Bawah
#SalamTampan



Share:

PAPER ILMU PENYAKIT HEWAN AKUATIK

Bakteri merupakan organisme yang paling umum dijumpai di lingkungan akuatik serta memiliki keragaman morfologi, ekologi dan fisiologis yang cukup tinggi. Sebahagian besar bakteri patogen pada budidaya ikan laut memiliki sel berbentuk batang pendek dan bersifat gram negatif. Penyakit yang ditimbulkan umumnya menunjukkan gejala septikemia dan borok (Irianto, 2005). Adapun sebagian bakteri lainnya bervariasi antara lain memiliki sifat gram positif dan memiliki bentuk sel kokus atau batang. Austin dan Austin (1999) mengidentifikasi 13 kelompok bakteri yang terdiri dari 51 genus, merupakan penyebab utama penyakit infeksi bakterial pada ikan. Genus bakteri tersebut antara lain: Mycobacterium, Aeromonas, Flavobacterium, Pseudomonas dan Vibrio
Penyakit infeksi bakterial pada ikan memiliki waktu inkubasi, tingkat mortalitas dan tanda-tanda klinis yang bervariasi. Sebagian besar bakteri patogen ikan yang sudah diketahui, dapat ditumbuhkan pada media buatan di luar tubuh inang. Hal utama yang harus disediakan adalah media sintetis untuk pertumbuhan bakteri. Memang tidak ada satu teknik yang dapat digunakan secara umum untuk mengisolasi bakteri patogenik ikan, namun media pertumbuhan dasar untuk pertumbuhan bakteri laut dapat digunakan, diantaranya adalah Marine agar, TSA yang ditambah NaCl hingga 2%, BHIA atau variasi lainnya. Isolasi bakteri juga dapat dilakukan dengan menggunakan media selektif, antara lain dengan menggunakan TCBSA (Thiosulphate Citrate Bile-Salt Sucrose Agar).


Untuk Full Papernya, Silahkan klik link ini : DOWNLOAD


Mohon Berikan Komentar untuk Keberlanjutan Blog J
Subscribenya di pojok bawah halaman ini
#SWM
Share:

INFEKSI BAKTERI FLEXIBACTER, PSEUDOMONAS, AEROMONAS HYROPHILA

Bakteri Flexibacter :
Flexibacter spp. merupakan bakteri berbentuk batang (umumnya memiliki panjang 1-3 μm dan lebar 0,5 μm) dan bersifat gram negative. Bakteri ini tidak memiliki flagella dan bergerak dengan meluncur, oleh karena itu Flexibacter spp sering juga disebut sebagai bakteri meluncur. Gejala klinis yang umum ditimbulkan antara lain terjadinya peradangan kulit disertai dengan bintik-bintik putih pada sirip ekor dan selanjutnya meluas ke arah kepala. Sirip ekor dan sirip anal dapat mengalami erosi berat, dan kulit akan mengalami borok berwarna putih keruh atau kelabu. Pada umumnya, insang ikan yang terinfeksi akan mengalami kerusakan yang ditandai dengan nekrosis pada ujung distal lamellae insang dan dapat meluas ke seluruh lamellae insang.

Share:

INFEKSI BAKTERI STREPTOCOCUS

Streptococcus adalah bakteri spheris Gram positif yang yang termasuk dalam family Streptococcaceae dengan karakteristik khas hadir berpasangan atau membentuk rantai selama pertumbuhannya. Beberapa kelompok Streptococcus adalah flora normal manusia. Streptococcus menghasilkan berbagai enzim dan substansi ekstraseluler. Streptococcus merupakan kelompok bakteri yang heterogen, dan tidak ada sistem yang dapat mengklasifikasikannya. Dua puluh spesies, termasuk Streptococcus pyogenes (Grup A), Streptococcus agalactie (Grup B), dan Enterococci (Grup D) memiliki ciri-ciri dengan kombinasi gambaran: (1) sifat pertumbuhan koloni, (2) pola hemolisis pada agar darah (α hemolisis, β hemolisis, atau tidak ada hemolisis), (3) komposisi antigenik pada substansi dinding sel grup-spesifik, dan (4) reaksi biokimia. Secara umum banyak anggota dari genus Streptococcus bersifat patogen baik kepada manusia maupun hewan dan beberapa diantaranya telah terbukti memiliki sifat zoonosis.
Penyakit yang juga dikenal sebagai red boil disease ini seringkali dikaitkan dengan infeksi Vibriosis dan saat pertama kali dilaporkan terjadi pada ikan Kerapu Epinephelus malabaricus dan E. bleekeri di Brunei Darussalam, Malaysia, Singapore dan Thailand (Tendencia dan Lavilla-Pitogo, 2004). Dampak yang ditimbulkan pada inang diantaranya adalah mata menonjol (Exophthalmus), terdapat bintik merah pada kulit yang semakin membesar dan akhirnya pecah, menimbulkan septikemia berat yang akut atau dalam bentuk kronik dengan serangan terbatas pada sistem saraf pusat. Septikemia kemungkinan disertai dengan hemoragik pada sirip, kulit dan permukaan serosal. Pada kondisi akut dapat membentuk borok pada permukaan tubuh yang memberi peluang kepada masuknya mikroorganisme patogen lain ke dalam tubuh ikan (Irianto, 2005).

Kasus infeksi Streptococcus terutama terjadi pada sistem budidaya resirkulasi tertutup, dan kemungkinan besar terkait dengan padat tebar tinggi, malnutrisi, oksigen rendah, kehadiran parasit dan kualitas air yang buruk, khususnya terkait dengan kandungan nitrat tinggi dan fluktuasi suhu air yang ekstrim. Bakteri Streptococcus dapat dikultur di agar darah (bovine, opine atau lapine) dan tumbuh pada suhu antara 22 dan 370 C, yang akan menghasilkan koloni berwarna abu-abu dengan ukuran 1 sampai 2 mm selama periode kultur 48 jam. Strain yang bersifat patogen pada ikan laut umumnya bersifat α-hemolytic (Kusuda et al., 1976), β-hemolytic (Robinson dan Meyer, 1966), atau bersifat non-hemolytic (Plumb et al., 1974).
Gambar : Ikan Nila terinfeksi bakteri streptococus
Benih nila terinfeksi bakteri streptococcus agalactiae ikan nila terinfeksi bakteri dengan gejala ulcer borok




Mohon Komentar, Like dan Share nya.
Demi Keberlanjutan Blog, Wkwkwk Land
#SWR
Share:

INFEKSI VIBRIO

Menurut Irianto (2005), Vibrio digolongkan sebagai bakteri dengan sifat gram negatif, berbentuk batang dan sebagian besar hidup di perairan laut dan payau. Secara umum, infeksi akibat Vibrio disebut sebagai Vibriosis, kadang dikenal pula sebagai Salt water furunculosis, red boil dan pike pest. Beberapa jenis Vibrio yang bersifat patogen yaitu dengan mengeluarkan toksin ganas dan seringkali menyebabkan kematian pada ikan dan invertebrata laut adalah Vibrio alginolyticus, V. damsela, V. charchariae, V.anguilarum, V. ordalli, V. cholerae, V. salmonicida, V. vulnificus, V. parahaemolyticus, V. pelagia, V. splendida, V. fischeri dan V. Harveyi.
Bakteri vibrio diketahui sebagai bakteri oportunistik dan merupakan bakteri yang sangat ganas dan berbahaya pada budidaya ikan laut karena dapat bertindak sebagai patogen primer dan sekunder. Sebagai patogen primer bakteri masuk tubuh ikan melalui kontak langsung, sedangkan sebagai patogen sekunder bakteri menginfeksi ikan yang telah terserang penyakit lain, misalnya oleh parasit (Post, 1987).
            Penyakit yang disebabkan oleh vibrio juga merupakan masalah yang sangat serius dan umum menyerang ikan-ikan budidaya laut dan payau. Penularannya dapat melalui air atau kontak langsung antar ikan dan menyebar sangat cepat pada ikan-ikan yang dipelihara dengan kepadatan tinggi. Gejala klinis awal dari ikan yang terinfeksi penyakit ini adalah anorexia atau hilang nafsu makan yang disertai dengan warna tubuh menghitam (Tendencia dan Lavilla-Pitogo, 2004).
            Ikan yang terinfeksi juga akan mengalami kehilangan keseimbangan dan menunjukkan perilaku berenang yang tidak normal. Bakteri vibrio yang menginfeksi ikan laut pada stadia juvenil selain lemah dan berwarna kehitaman, juga akan merangsang produksi lendir yang berlebihan. Pada tingkat akut, sirip punggung dan sirip ekor gripis dengan permukaan kulit menghitam seperti terbakar (Schubert, 1987).

#SWM
Share:

Recent Posts

Sponsorship